Kamis, 14 Oktober 2010

mencari yang sreg di hati

Beberapa hari ini sedang dilanda kebingungan mencari dokter plus klinik untuk periksa kehamilan yang sreg di hati. Setelah dijalani ternyata ga gampang menemukan dokter dan klinik yang cocok di hati, apalagi kalau sudah mendengar testimoni pengalaman dari orang-orang sekitar yang bernada kurang positif pasti deh jadi ngeper dan gak yakin.

Awalnya, pertama kali saya menjajaki dokter kandungan beberapa bulan lalu waktu saya terlambat 'tamu bulanan'tapi ternyata saya yang ke-GR-an karena hanya kecapekan. Saat itu saya mendatangi klinik di bilangan AM Sangaji berdasar pengalaman teman yang pernah di sana.

Pasca dari klinik tersebut saya sempat rehat dan mulai cek ke dokter lagi waktu bulan puasa setelah terlambat 4 hari. Waktu dokter di klinik yang saya datangi dulu tidak ada jadwal praktek, akhirnya kami memutuskan ke klinik di bilangan babarsari, tempat teman kami memeriksakan kehamilannya. Saat itu, saya merasa kalau dokternya kurang enak dalam arti kurang bisa memberi suggest positif buat saya yang saat itu kondisi rahim saya belum menunjukkan tanda-tanda kehamilan. Saya hanya diminta kembali 2 minggu kemudian.

Seiring waktu berjalan, tepatnya usai lebaran saya pun memutuskan untuk kembali ngecek ke klinik yang pertama kali saya datangi. Tapi lagi-lagi saya kurang sreg, apa pasal? Dokter yang saya maksud berhalangan datang dan diganti dokter lain yang saya merasa tidak cocok, karena belum tau pasti kondisi di dalam rahim, langsung vonis pakai penguat.

Well, disaat menunggu kontrol selanjutnya untuk memastikan perkembangan janin, aku mendengar kabar yang kurang berkenan dari salah seorang teman, lantas kabar itu pun aku coba klarifikasikan dengan teman yang lain. Saya pun coba mantapkan kembali dengan pilihan pertama dan alhamdulillah dokter yang saya maksud bisa praktek.

Last, belakangan ini saya kembali diliputi keraguan karena saya merasa dokter yang saya maksud terlalu cepat menangani pasiennya sampai saya belum sempat banyak tanya tapi sudah waktunya berganti pasien hiks. Merasakan keluhan itu, saya pun berembug sama mas untuk memilih dokter dan klinik lagi yang benar2 sesuai dengan keinginan kami: kooperatif, ngemong, full informasi dan yang pasti pro normal eh ada lagi dokternya cewek :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar