
Setiap mengeja kata Jogja, salah satu penanda yang tak bisa luput dari nera ingatan ialah angkringan. Kali pertama aku dikenalkan dengan yang namanya angkringan saat aku terjun di rumah cinta (LPM EKSPRESI). Rada bingung juga sih, ada semacam warung tapi jualannya nanggung, nasi ga penuh (makanya disebut nasi kucing), tapi lauk dan minumnya cukup lengkap.
Ya, angkringan yang sangat kukenal itu populer dengan julukan angkringan felix dan temon, lokasinya persis di sisi barat gerbang Fakultas Ilmu Sosial UNY. Saat itu belum ada gedung akademik FIS, masih berupa lapangan Pancasila, kita bisa hilir mudik melewati kawasan itu sekenanya.
Hampir tiap hari, utamanya kalau berkunjung ke rumah cinta gak absen mampir ke felix, meski sekadar menanggak es teh atau es lemon tea (dengan irisan jeruk dalam gelas). Kalau makanan favoritku sih kepala bakar dengan dua bungkus nasi dan bakwan dibakar. Kalau pas kebetulan kami makan bareng2 biasanya saling icip yang kita pesan. Bukan sekadar kumpul, acara penting seperti koordinasi/rapat pun sering dihabiskan di tempat ini tinimbang di cafe sebelah rumah cinta :)
Kurang lebih di medio 2006, angkringan felix mendapat cobaan dari rektorat dengan alasan keindahan dan ketertiban area depan kampus FIS. Saat itu kawan-kawan bahu membahu mencari cara agar angkringan felix tetap bisa berjualan. Tidak mudah memang melobinya, bahkan sempat dimuat di buletin EXPEDISI juga. Sampai kemudian dengan pertimbangan yang alot angkringan felix sementara bisa berjualan di gang komojoyo dan tak lama bisa kembali berjualan di tempat semula.
Kenangan ngangkring di felix tak berhenti sampai di situ, saat akhir kepengurusan tahun 2008, mau tak mau suka tak suka rumah cinta harus pindah tempat, dari rektorat lama ke gedung baru bernama student centre, bukan lagi ruang nyaman karena konsepnya seperti kantor. Itu artinya akses nongkrong di felix pun tidak sesering dulu karena kawan-kawan kudu jalan kaki dulu atau kalau malas naik motor demi meneguk segelas teh anget enak misalnya.
Pernah waktu itu tanya2 sama pak felix, apa masih ada anak xp yang nongkrong di sini. Äda sih mba tapi ya itu2 saja gak seperti dulu, kadang2 wajah lama juga masih muncul. Sigh, lega saya karena masih ada yang mampir dan menikmati suasana angkringan -meski tidak mungkin seperti dulu- minimal bisa mengobati rasa kangen. Eh ya di angkringan felix juga biasa jadi tempat janjian lho.
Kini, hampir 3 tahun berselang lagi2 angkringan felix terganjal masalah penggusuran dengan pihak kampus, masih sama alasannya dengan beberapa tahun lalu. Saya dapat info via FB dan langsung konfirmasi mengenai kronologsinya mengapa bisa sampai digusur padahal keberadaannya sama sekali gak mengganggu, bhakan pembangunan trotoar saja dibuat cekung. Menurut isu yang beredar ini ada hubungannya dengan kecemburuan pkl lain yang akan digusur.
Entahlah bagaimana kebenarannya, yang jelas terlepas dari isu2 yang berkembang tetap saja saya kecewa. Mengapa kampus yang punya grand design pendidikan karakter, yang salah satu itemnya pedulu eh malah pada kenyataannya sama sekali gak peduli pada mereka, nasib PKL.
Seperti biasa, kawan-kawan xp baik yang sudah jadi alumni dan yang masih aktif tetap berada di garda depan untuk kasus ini. Info yang terdengar teman-teman juga sudah mengagendakan hearing dengan pihak kampus, dukungan via sms, konsolidasi dengan pihak kampus dan mencari back up dari pihak lain. Semoga saja semua usaha itu membuahkan hasil.
gambar diambil dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar