Sejak kecil saya termasuk tipe pemilih, terlebih soal makanan, dus tentu saja termasuk pilihan untuk tidak makan sayur. Kenapa? karena bagi saya saat itu, sayur itu langu, hambar gak ada rasa, kaya makan daun, ckckk sampe segitunya. Padahal ibu sudah capek-capek masak sup, saya indahkan.
Waktu berlalu, saya dihdapkan pda kehidupan rantau, uang bulanan yang pas-pas an akhirnya membuat saya atau dengan kata lain memaksa saya untuk merasakan yang namanya sayur. Apa boleh buat, di kota perantauan saya, nasi sayur -saat itu- hanya 1000-1500, saya gak perlu kocek dalam2 agar tetap kenyang.
Sampai kemudian menikah dengan seorang "pemakan segala" termasuk sayur, saya banyak belajar dari teman hidup saya ini aneka sayuran yang tadinya asing bagi saya (yang sering saya konsumsi cuma wortel, bayam, sawi). Jadi kenal yang namanya leunca, kenikir, kecombrang, kembang turi dan lain-lain.
Ketika saya dapat project menulis perihal gizi, saya seperti tertampar, ternyata banyak sekali kandungan gizi yang menyehatkan ada dalam sayuran. Duh selama ini apa isi pencernaan saya: jajanan, fastfood oh nooo. Saya gak mau calon anak saya -waktu itu saya sedang hamil- juga ikutan kaya saya yang gak suka sayur. Bukankah anak imitasi dari orangtuanya, apa yang kita lakukan akan ditirunya, tanpa filter.
Saya pun akhirnya banyak dapat "wejangan" dari teman hidup saya, bahwa jika kita gak suka sayur atau jenis makanan tertentu, bukan berarti gak mengenalkan kepada anak. Maka kenalkan anak pada semua jenis sayur.
Saya mulai buat list, saat anak saya mulai MPASI, semua jenis sayuran, dari yang belum pernah saya lihat bahkan makan menjadi menu yang tak bisa lepas buat Attar. Sehari makan 3 kali, harus ada yang namanya sayur, camilan pun demikian. Gak suka bayam, saya buat puding, suka, begitu seterusnya. Terkadang hendak tidur saya dongeng tentang kerajaan yang isinya aneka jenis sayur untuk menarik minatnya.
Well perjalanan panjang itu kini berbuah manis, attar suka sayur, bahkan ketika sayur hanya dikukus. Mula bayam manis, sampai pare yang pahit dia pernah mencicip, mulai wortel yang yummy sampai lobak yang cenderung hambar pernah dirasakannya. Bagaimana dengan saya? Pada akhirnya cinta saya yang berlebih padanya, pada anak 20 bulan ini yang membuat saya jatuh cinta sama sayuran :)
Tulisan ini diikutkan pada kuis di https://www.facebook.com/MakanSayurSeasyikBermain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar