Selama ini jika dilihat dari piramida
industri obat, pasien termasuk ke dalam piramida terendah, dimana pasien lah
yang merasakan sakit, harus mengeluarkan biaya berobat, menerima efek samping
dari obat yang dikonsumsi, terlebih jika terjadi kontraindikasi. Berdasar
kenyataan itu, maka sudah sewajarnya jika pasien berhak tahu zat apa saja
melalui obat yang masuk dalam tubuh.
Bagaimana caranya agar pasien
mendapatkan informasi yang tepat dan akurat mengenai obat yang diterima. Pasca
berobat dan mendapat penegakan diagnosis dari tenaga medis, pasien akan
mendapatkan sejumlah obat sesuai dengan diagnosis klinis. Rational use Medicine (RUM)
menurut WHO adalah pasien mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhan klinisnya,
dengan dosis yang tepat, lama /durasi yang sesuai serta tidak memberatkan dari
sisi biaya.
Maka gunakanlah prinsip pemakaian obat dengan
4 tepat dan 1 waspada. (tepat obat, tepat indikasi, tepat dosis, dan tepat
penderita. Waspada terhadap efek samping, misal memburuknya kondisi.
Apa
itu obat:
Obat merupakan komoditi yang dihormati
karena tidak hadir begitu saja, karena melalui riset yang panjang, eksplorasi,
sintesa, skrining sampai tahap uji pada hewan, ketika pada hewan lolos maka
diuji ke manusia yang sehat, sehingga aman bagi manusia. Di dalamnya terdapat
bahan campuran yang digunakan untuk diagnosa, mencegah, mengurangi,
menghilangkan, menyembuhkan luka atau kelaianan badaniah pada manusia.
Mengenal dua jenis obat yang beredar
berdasar basic:
Patent: pertama didaftarkan, harga
mahal, hak paten berlaku hingga 20 tahun
Generik: obat inovator, boleh membuat,
distribusi diberi nama sesuai dengan khasiat yang dikandungnya, jenis obat yang
sudah habis masa patentnya, harga lebih murah. (ex: paracetamol isi
paracetamol). Obat bermerek generik yang mudah mudah dijangkau di
warung-warung.
Berdasar
resep dan tanpa berdasar resep
Tidak berdasar resep
Berdasar Resep:
Obat keras : Tanda yang paling nyata adalah terdapat bulatan merah garis
tepi hitam (ada logo K dalam bulatan)
mengandung zat-zat yang berefek samping,
potensi kecanduan bagi konsumen, misal mengandung prekusor (zat atau bahan yang
biasanya dipakai untuk narkotika dan psikoterapika, sayangnya ini juga beredar
bebas dengan beberapa merek sepeti PK, INZA, Ultraflu, dan Neo Napacin).
Obat Narkotika
Tanpa Berdasar Resep
Obat Bebas : Tanda yang paling nyata adalah terdapat bulatan hijau garis
tepi warna hitam, bisa dibeli di semua tempat, tidak perlu resep dokter
membelinya, contoh paracetamol, pamol, sanmol, panadol
Obat Bebas Terbatas :
Maknanya adalah terbatas edarannya,
terbatas kekuatan sediaannya, dan terbatas jumlahnya. Tanda paling nyata adalah
terdapat bulatan biru garis tepi hitam, sebenarnya bebas tetapi hanya bisa
didapatkan di apotek, tidak perlu resep dokter membelinya, contoh mixagrip,
procold, decolgen.
Obat Tradisional
Obat tradisional: tidak boleh
menggunakan BKO atau bahan kimia obat, meski di beberapa pabrik ada yang
‘nakal’ mencampurkan dengan BKO.
Berikut
informasi penting kemasan obat:
1. Bentuk sediaan obat, prinsip tepat
guna
2. Komposisi obat, zat apa yang terkait
indikasi
3. Perhatikan dengan ambang batas waktu
minum obat
4. Kontraindikasi, penyakit dengan
kondisi tertentu
5. Efek samping, pengguna harus paham
dengan efek samping
6. interaksi obat, jika obat digunakan
dibarengi dengan konsumsi bahan lain misal caffein
7. Kondisi penyimpanan, jika obat sirup
belum dibuka bisa disimpan sesuai ED, namun jika sudah dibuka maka range
penyimpanan 2 minggu – 1 bulan. Meski sudah disimpan di kulkas tetap saja tidak
bisa menjamin kondisi obat terlebih di dalam kulkas rentan dengan kontaminasi
silang.
8. Kode produksi, tanggal pembuatam dan
date expired
Obat2 yang sesuai dengan kondisi pasien,
misal ibu hamil, menyusui, lansia dan anak-anak di bawah dua tahun. Selain itu
label kapan waktu yang tepat saat minum obat juga menjadi perhatian agar tepat
guna dan tidak langsung menimbulkan efek samping.
Misalnya: with food, no food dan bisa
keduanya
ANTIBIOTIK
Persoalan antibiotik menjadi topik yang
tak ada habisnya dibahas di kalangan industri obat,kaitannya dengan tenaga
medis, rumah sakit dan tentu saja pasiennya. Selama ini pasien selalu
menganggap antibiotik adalah obat yang bisa dengan mudah dan cepat menyembuhkan
penyakit, itulah mindset berpikir yang masih berkembang di masyarakat kita
secara mayoritas. Padahal penggunaan antibiotik itu serupa memakai pensil yang
tidak matanya, artinya meminum obat yang tidak sesuai dengan fungsinya.
Apalagi antibiotik sudah mulai bisa
diakses di banyak tempat, tidak melulu di apotek tapi juga beredar bebas di
pasaran. Ditambah lagi polemik antar apoteker yang menyikapi antibiotik masih
sebatas kepentingan pribadi dan instansi belum menyentuh ke ranah kesadaran si
pasien sebagai pengguna. Di ranah ini sebetulnya pasien bisa lebih kritis dan
cermat mengenai kapan antibiotik dibutuhkan untuk tubuh dan kapan tidak.
Selama ini yang kita pahami bahwa antibiotik
hanya dberikan jika pasien mengalami infeksi yang disebabkan oleh bakteri, itu
pun juga dengan catatan berdasar resep dari dokter, yang tahu seberapa banyak
kadar antibotik yang diberikan. Sementara obat dari infeksi virus adalah
menjaga daya tahan tubuh agar virus cepat pergi tidak dengan menggunakan
antibiotik.
MULTIVITAMIN
UNTUK ANAK
Jujur, saya sebagai orangtua kadang kala
merasa galau jika anak kok berat badannya stag, tidak ada penambahan belum lagi
dengan keluhan susah makan dan makan yang pilih-pilih. Pikiran pertaa yang
terlintas adalah dengan memberikan multivitamin anak pabrikan yang mudah
diakses.
Benar bahwa vitamin adalah unsur
terkecil yang dibutuhka oleh tubuh untuk berbagai metabolisme dan itu hanya
bisa didapatkan dari luar, tidak bisa diproduksi sendiri. Tapi bukan serta
merta ke vitamin pabrikan, karena vitamin yang utama didapatkan melalui nutrisi
dan pilihan menu seimbang. Selain di lauk-pauk, vitamin juga terdapat dalam
susu yang saat ini sudah disejajarkan kebutuhannya dengan lauk pauk, sehingga
susu juga tidak menjadi satu2nya.
Lantas, kapan anak butuh vitamin? Pada
masa pertumbuhan di bawah 5 tahun, ketika sakit sehingga asupan nutrisi
berkurang, aktivitas yang tinggi, kesulitan memenuhi gizi seimbang karena suatu
lain hal, anak tidak doyan makan. Tetapi dengan catatan bahwa vitamin pabrikan
bukan jalan satu-satunya.
DETEKSI
DEMAM
Penyakit yang sering muncul pada anak
adalah demam,bagaimana sebenarnya penggunaan obat untuk menghentikan demam, dan
obat jenis apa sajakah yang bisa digunakan. Ada tiga macam obat penurun panas
yang beredar baik itu melalui resep dokter atau bisa langsung diakses di
apotek.
Ketiga jenis itu adalah
Paracetamol : kandungannyahan ya berupa paracetamol (penurun panas dan nyeri),
tidak punya aktivitas anti bengkak atau peradangan, bisa diminum sebelum atau
sesudah makan. (biasa dikenal dengan merek Tempra, Sanmol, Pamol, Praxion)
Ibuprofen : kandungannya ditambah dengan anti inflamasi atau radang
(efeknya adalah iritasi lambung, untuk itu dikonsumsi sesaat setelah makan
karena efek iritasi saluran cerna. (Biasa dikenal dengan merek Hufagrip,
Proris, TMP)
Acetosal :
kandungannya ditambah turun panas, nyeri
dan radang, dan harus diberikan sesaat setelah makan karena efek iritasi
lambung. Dalam penurun panas ini tidak disarankan oleh penderita asma karena
bisa memicu kambuhnya asma dan juga demam berdarah karena bisa membekukan
darah. (biasa dikenal dengan merek lama seperti Inzana, Bodrexin dan Aspilet
tab)
Klasifikasi Demam
Parameter Warna:
Ringan :
Kulit, bibir, lidah normal
Sedang :
Agak pucat
Berat :
Pucat membiru
Parameter aktivitas:
Ringan :
Respon tinggi, bangun cepat, kuat dan tidak rewel
Sedang :
Tidak ada respon sosial, hanya bisa bangun jika distimulasi, aktivitas turun,
cemberut, tidak bergairah
Berat :
Tidak ada respn sosial, menangis terus, tidak bisa bangun sendiri
Parameter fisik:
Ringan :
Tidak ada tanda2 bengkak, peradangan dan semacamnya
Sedang :
Ada rasa nyeri atau bengkak pada anggota tubuh, demam belum lebih dari 5 hari
Berat :
0-3 bulan suhu 38C, 3-6 bulan suhu 39C
Parameter Manajemen:
Ringan :
Rehidrasi, nutrisi, istirahat
Sedang :
Bisa menggunakan obat penurun panas atau ke dokter
Berat :
Obat tidak ada respon, langsung ke dokter
Berdasar sumary di atas, be smart
patient. Jadilah pasien yang kritis dan jangan ragu untuk bertanya kepada medis
atau apoteker, bisa juga diunduh di beberapa situs tentang obat-obatan. BACA
juga secara detail informasi yang terkandung di dalamnya. Be smart, be healthy.
Semoga bermanfaat. #cka
*Review
Kelompok Belajar Bersama by Jogja Parenting Community, Jogja 8 Maret 2015
Lengkap banget mak. Kudu bookmark nih. Matur nuwun mak..
BalasHapus