
Timeline saya
hari ini mendadak penuh dengan share
dari sebuah media yang menampilkan foto-foto kegiatan Departemen Hak Kekayaan Intelektual
Pemerintah Thailand. Mereka memusnahkan barang-barang KW alias imitasi.
Jagat grup emak-emak pun gempar kok bisa? Ya bisalah bayangin
bok, itu tas-tas KW merek brand terkenal
masih mulus, kinyis, mau dihancurkan pakai mesin penghancur. Bukan hanya tas, ada
pula tas, sepatu dan aksesoris lainnya. Aw tidak, pengen banget bilang: “sinih buat gue ajah!”
Duh, gak rela lihatnya?
Ratusan komen bernada mupeng sampai menggurui pun tak urung
memenuhi kolom postingan media tersebut, belum lagi yang membagikannya ke timeline mereka. Semua kekeh dengan
pendapat masing-masing. As always lah
ya, pro kontra pasti ada.
Tapi kebanyakan gak rela sih, wajar lah, manusiawi kan saat
ngedapetin barang itu kudu merogoh kocek dalem-dalem, nabung di botol air
mineral bahkan –ini sih curcol-, nah ini dengan datarnya main dihancurkan
begitu saja.
Benerkah gak rela? Boleh tanya, lebih gak rela mana kalau
kita terus menerus memaksa agar image kita
terlihat baik hanya karena pakai barang dengan brand kesohor tapi tapi itu KW?
Ada gak kebanggaan? Atau sekadar jaga gengsi? Menjaga nyinyiran orang, masa’
kerja di situ kok begini, masa pengusaha kok tampilannya gak modis dan sederet
masa’ lainnya. Beti yah alias beda tipis.
Gak usah jauh-jauh lah saya mencontohkan orang lain. Saya
–tunjuk diri sendiri- gak menutup keadaan kalau masih suka kalap lihat barang-barang
KW dengan brand ituuuh yang nyebutnya
aja saya masih suka salah. Masih suka bergumam: Ya ampun ada garage sale barang bermerek, kapan lagi
coba kalau gak beli sekarang –tutup muka pakai daster-.
Benar banget jika ada meme yang bilang: “Menurut hukum fisika, tekanan berbanding lurus dengan gaya, jadi kalau
hidupmu banyak tekanan, mungkin karena kamu kebanyakan gaya”
Fakta yang gak bisa dimungkiri bahwa barang bermerek ori
tentu sangat mahal, maka jika banyak dari kita melirik barang KW kadang tak terelakkan.
Hukum pasar pun berlaku. Banyak produsen yang memproduksi barang dengan model plek ketiplek seperti impian konsumen. Gak
cuma di toko-toko sekitar kita, tapi juga via
online shop yang bertebaran di media sosial.
Sebagai contoh, tas. Merujuk salah satu perancang tas
kenamaan Hanny Danani, tas KW yang ditawarkan di pasaran ada berbagai macam
kualitas. Mulai KW premium dan KW 1 (buatan luar negeri: Hongkong, Korea dan
China) dan KW 2 (buatan lokal). Nah tas yang paling banyak ditiru ialah merek LV,
Chanel, Hermes, Gucci, Chloe, Botega Venneta dan Prada.
FYI, tas ori dibuat dari kulit asli, sementara si KW1 dan KW 2
dibuat dari bahan kulit sintetis. So,
wajar kan kalau tas KW1 dan KW2 dibandrol dengan harga jauh lebih terjangkau. Even sama-sama hitam misalnya, kepekatan
warna susah buat dipalsukan.
Tunggu dulu, pembedanya gak cuma soal harga dan bahan kulit lho. Struktur tas keseluruhan,
resleting, kualitas jahitan, tas pembungkus (dustbag),
pelapis dalam tas, nomer seri sertifikat hingga protective metal base. Amazing
kan? Detail banget kalau barang ori mah.
Kembali ke soal kekayaan intelektual, sebesar apa sih kita
menghargai produk asli atau kerap kita sebut ORI? Kita ngeshare berita-berita tentang produk asli Indonsia tetapi kalau
kita tengok tas atau sepatu masih bertengger merek luar –meski KW-. Saya suka
salut sama mereka yang dengan bangga mengenakan tas dan sepatu etnik khas
Nusantara. Sungguh.
Begitulah nyatanya, kudu berani bilang rela pakai produk asli
Indonesia, kalau gak sanggup beli ya tahan, kalau gak kuat dan kebayang-bayang
terus –sampai mungkin gak bisa tidur- ya nabung lah dikit-dikit. Bergayalah
sesuai gaya dan kemampuan kita, tsaaah
–ngomong mah gampil ya- kalau pun memilih belanja barang yang terjangkau
silakan ke pasar tradisional, salah satu cara juga ikut melestarikan pasar
tradisional kan.
Padahal saya menulis ini sembari menatap nanar tas warna navy blue di laci bertuliskan ‘Steve
& Co’. Terekam dengan jelas waktu beli di bilangan Kalibata, harga asli
Rp699.000,- jadi Rp150.000,- Mana tahan coba!
Ampun bang, Hayati gak lagi-lagi deh
tergiur barang KW, SEMOGA!
Taken pic: Istimewa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar