Minggu, 21 September 2008

Menu Berbuka: Ikan Bakar VS Pizza Gudeg

Akhirnya sampai juga minggu terakhir September 2008, itu artinya bagi kaum muslimin tengah menikmati berkah bulan seribu bulan Ramadhan. Untuk melengkapi variasi menu berbuka puasa, saya ingin membagikan referansi tempat berbuka bagi para pencerita. Yang pertama makanan di suasana pedesaan dan kedua makan di hotel yakni penggabungan makanan khas Jogja dengan makanan khas Italia, apalagi kalau bukan pizza. Aih jadi penasaran, makanya dicoba dunk..

Mina Simo

Menyusuri jalan pedesaan dengan pemandangan sawah, dan para petani yang tengah sibuk menanam padi, membuat perjalanan saya ke Gunungkidul semakin menarik. Gunungkidul terkenal dengan kekeringan ternyata ada juga daerah yang berlimpah air. Terbukti dengan hadirnya rumah makan plus pemancingan yang terletak di Simo, Ponjong, Gunung Kidul.

Saya sengaja menyambangi salah satu rumah makan sekaligus pemancingan “Mina Simo”. Kedatangan saya pun lantas disambut dengan segarnya gemericik air yang mengaliri kolam ikan. Terlihat ikan-ikan yang berenang secara bergerombol dan indahnya persawahan yang menjadi latar belakang rumah makan ini.
Rumah makan yang saat itu terlihat lenggang, dengan cepat berubah cukup ramai. rumah makan Mina Simo belum lama berdiri, baru sekitar dua tahun. Pemiliknya ialah Bapak Sutardi dan Ibu Nurhayati yang mendirikan rumah makan ini.
Pada mulanya, “Mina Simo” berdiri karena adanya kelompok tani budidaya pembesaran ikan, Mina Lestari. Kelompok ini mempunyai kolam untuk tempat budidaya ikan sekaligus pemancingan. Usaha pemancingan ini sebenarnya sudah dirintis sejak 20 tahun lalu. Dan selama 20 tahun, usaha tersebut dapat berjalan lancar. Bertolak dari pengalaman sukses itu, Bapak Sutardi beserta istri mendirikan rumah makan sekaligus pemancingan “Mina Simo”.
Sesuai dengan namanya, rumah makan dan pemancingan, selain sebagai rumah makan“Mina Simo” juga melayani pemancingan. Apabila pengunjung menginginkan mancing langsung, ya silakan memancing sendiri lalu kita pesan jenis masakan menurut selera. Kalau tidak mau repot, pengunjung juga bisa langsung makan.

Menu Andalan
Bermacam-macam jenis ikan ditawarkan di rumah makan “Mina Simo”, seperti ikan Nila, Bawal, Mas, dan Gurame. Ikan-ikan segar tersebut didatangkan dari daerah Jombor, Klaten. Rumah makan ini menyiapkan berbagai aneka menu andalan, seperti dibakar, digoreng, dan asam pedas. Menu yang paling diminati oleh pengunjung adalah ikan bakar. Lidah terasa bergoyang menikmati gurihnya ikan bakar yang dikombinasikan dengan pedasnya sambal tomat serta segarnya lalapan daun kemangi, kubis, kacang panjang, ketimun dan tomat.
Sajian terasa lebih mantap dengan didampingi oleh manis dan segarnya lime squash. Hal yang menarik di rumah makan ini adalah sayur yang digunakan untuk lalapan, seperti kemangi dipetik langsung dari kebun yang berada tepat di belakang rumah makan. Benar-benar nuansa pedesaan yang terkesan alami ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Untuk urusan perut yang mengunggulkan cita rasa tinggi, rumah makan “Mina Simo” ini terhitung tidak terlalu mahal. Hanya cukup merogoh saku sekitar Rp. 30.000,-/kg pengunjung sudah dapat menikmati ikan bakar nan lezat. Dan untuk ikan asam pedas, pengunjung cukup mengeluarkan uang sebesar Rp. 35.000/kg.
Memang, nama rumah makan “Mina Simo” belum terdengar oleh banyak orang. Namun kelezatan masakannya tidak kalah dibandingkan dengan beberapa rumah makan terkenal lainnya. Tidak jarang rumah makan yang mampu memuat 30 orang ini juga disewa untuk kegiatan kantor, sekolah, ataupun keluarga, seperti rapat kantor, perpisahan sekolah, ataupun arisan keluarga.


Gudeg Calzone
Pencerita bermimpi menyantap lezatnya pizza Italia? Sekarang keinginan itu bukanlah menjadi hal yang sulit, karena banyak restoran di Yogyakarta telah menjual berbagai macam pizza. Dan bagi para wisatawan asing, jika ingin mencicipi kegurihan rasa gudeg, makanan khas Kota Yogyakarta tak perlu bingung mencarinya. Yang menjadi masalah di sini adalah bagaimana jika lidah kita tidak cocok dengan cita rasa masakan gudeg ataupun pizza? Inilah yang menjadi perhatian di Novotel Yogyakarta dengan dihadirkannya Gudeg Calzone.

Daftar menu Restoran Casa Mia di Novotel Yogyakarta terlihat ada satu jenis pizza yang sangat unik, yaitu Gudeg Calzone. Berbeda dengan pizza yang telah ada, Gudeg Calzone ini merupakan menu baru yang ikut menyemarakkan dunia kuliner di Yogyakarta. Keunikannya terletak pada paduan kelezatan yang berhasil disatukan dari rasa gudeg khas Yogyakarta dengan pizza crispy khas Italia. Tampilan Gudeg Calzone dari luar memang terlihat tidak ada bedanya dengan jenis pizza crispy lainnya, tetapi setelah dibuka ternyata isinya adalah sayur gudeg lengkap dengan nangka muda, ayam, telur, dan krecek. Inilah yang membuat kita ingin lekas menikmatinya.
Gudeg Calzone merupakan cara baru untuk menimati gudeg bagi mereka yang tidak terlalu menyukainya. Selera orang berbeda, tidak semua orang menyukai gudeg dengan dominan rasa manis. Jadi, dalam Gudeg Cazone ini rasa manis gudeg dikombinasikan dengan gurihnya rasa pizza.
Gudeg Calzone ini dibuat dari bahan-bahan alami, segar, bermutu tinggi dan diolah secara langsung tanpa menggunakan bahan pengawet. “Pembuatan Gudeg Calzone tidak memerlukan resep khusus. Namun, pada proses penggabungan rasa gudeg dengan pizza ini terasa sulit dan butuh konsentrasi. Kesulitan tersebut terletak pada proses penggabungan rasa gudeg dengan pizza yang memiliki karakter yang cukup kuat. Pada proses penggabungan inilah dibutuhkan penyesuaian terlebih dahulu sebelum akhirnya ditemukan rasa yang paling sesuai dan dapat diterima baik oleh penggemar gudeg ataupun pizza.
Keunggulan lain dari pengolahan Gudeg Calzone adalah pembuatannya yang menggunakan tungku kayu bakar tradisonal khas Italia. Dan proses pembuatannya ini dapat disaksikan secara langsung oleh pelanggan karena restauran Casa Mia menggunakan konsep Open Kitchen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar