Kasih Ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa, hanya membeli tak harap kembali bagai sang surya menyinari dunia........
Hari ibu. Siapa yang tak tahu kalau tanggal 22 Desember diperingati sebagai hari ibu. Meski tidak semua orang memanggilnya ibu, ada yang Umi, Bunda, Emak, Mama, Mami, Nyak dan masih banyak lagi. Menjelang moment hari ibu, milis saya pun dibanjiri cerita tentang perjuangan ibu. Belum lagi sms yang masuk dan mengucapkan hari ibu, padahal saya belum jadi ibu lho hehe. Tak hanya itu berbagai event juga diselenggarakan untuk memperingati Hari Ibu, mulai dari perusahaan motor yang memberikan bensin gratis bagi pengendara ibu-ibu, acara musik stasiun televisi swasta yang mengadakan lomba fhoto MMS dengan ibu sampai dengan salah satu parpol besar yang tak melewatkan moment Hari Ibu untuk betkampanye.
Sayangnya jangan-jangan banyak tak mafhum seperti apa historisnya hingga hari ibu harus diperingati. Apakah sekadar simbol, wajar saja mengingat selama ini hanya dirayakan satu tahun sekali. Sampai-sampai ada idiom kalau hari ibu jatuh satu tahun sekali berarti sisanya hari bapak dong. Lucunya mengapa ketika hari ibu datang, mereka dibebas tugaskan selama satu hari, mengapa tidak setiap hari kita membantu orangtua dan tidak membiarkan mereka istirahat.
Saya sering dicurhati oleh kawan saya yang tidak bisa jauh hidup dari orangtua, wajar saja hampir setiap hari dia diladeni oleh ibunya bahkan kadangkala untuk hal-hal yang sepele. Alhasil ketika mencoba tinggal di kota lain dia tidak betah dan memilih kembali ke rumah. Memang tidak dapat dipungkiri jika kehadiran ibu sangat berarti bagi kita. Bagaimana pun keadaannya.
Akhirnya saya pun mencoba menulis tentang ibu untuk sekadar merenungi betapa hingga detik ini saya belum bisa membahagiakan ibu, bahkan seringkali merepotkan dan berbuat kesalahan yang tidak berkenan dihatinya. Meski demikian Ibu tak pernah mendiamkan saya apalagi membenci. Bisa jadi benar kata Gibran, Hati Ibu seperti jurang yang dasarnya selalu ada kata maaf. Selalu setiap datang hari ibu, ada semacam resolusi untuk jauh lebih menghargai ibu. Apalagi sudah 7 tahun lebih saya tidak tinggal bersamanya lagi karena harus kost.
Kapan Mulai Ada Hari Ibu?
Sejarah hari ibu diawali dari bertemunya para pejuang wanita dengan mengadakan kongres perempuan Indonesia I pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta, di gedung yang kemudian dikenal sebagai Mandalabhakti Wanitatama di Jalan Adisucipto. Dihadiri sekitar 30 organisasi perempuan 12 kota di Jawa dan Sumatra. Hasil dari kongres tersebut salah satunya adalah membentuk kongres perempuan yang dikenal dengan dengan Kowani. Organisasi perempuaj ini sudah ada sejak tahun 1912, diilhami oleh perjuangan para pahlawan wanita abad ke-19 seperti Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, R.A Kartini, Walanda Maramis, Cristina Martha Tiahahu, Nyai Ahmad Dahlan, Rasuna Said dan lain-lain.
Peristiwa itu sebagai salah satu tonggak penting sejarah perjuangan kaum perempuan Indonesia. Pemimpin organisasi perempuan dari berbagai wilayah se-Nusantara berkumpul menyatukan pikran dan semangat untuk berjuang menuju kemerdekaan dan perbaikan nasib kaum perempuan. Berbagai isu yang saat itu dipikirkan untuk digarap ialah persatuan perempuan nusantara: pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan, pelibatan kaum perempuan dalam berbagai aspek pembangunan bangsa, perdagangan anak dan perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan, pernikahan usia dini. Tanpa diwarnai gembar-gembor kesetaraan gender, para pejuang perempuan itu melakuian pemikiran kritis.
Penetapan tanggal 22 Desember sebagai hari Ibu diputuskan dalam Kongres Perempuan Indonesia III pada tahun 1938. Sesuai dengan Dekrit Presiden No. 316 tahun 1959. Misi diperingatinya hari ibu awalnya lebih untuk mengenang semangat dan perjuangan para perempuan dalam upaya perbaikan kualitas bangsa.
Satu momen penting bagi para wanita adalah untuk pertama kalinya wanita menjadi menteri adalah Maria Ulfah di tahun 1950. Sebelum kemerdekaan Kongres Perempuan ikut terlibat dalam pergerakan internasional dan perjuangan kemerdekaan itu sendiri. Tahun 1973 Kowani menjadi anggota penuh International Council of Women (ICW).
Sekali lagi selamat Hari Ibu untuk para Ibu di dunia. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar