Senin, 23 Februari 2009

Titah Mangkunegaran di Gunung Gambar

Menginjak kawasan Ngawen Gunungkidul merupakan kali pertama buat saya dan teman-teman satu tim. Rasa penasaran yang kuat mampu menyuntikan semangat kami untuk mencapai puncak Gunung Gambar dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan air laut. Meski diguyur hujan sepanjang perjalanan namun ketika sampai kaki gunung cuaca mendadak mendung dan menyisakan udara dingin yang tak tertahankan.

Perjalanan kami terhenti saat hendak melintas tanjakan tajam, bukan apa-apa kami tak ingin mengambil resiko jika tiba-tiba kendaraan yang kami naiki terjungkal ke bawah alias jurang. “Masa sudah sampai sini balik lagi, ayo kita jalan saja, view-nya terlalu indah untuk dilewati,” ujar kawanku yang memang hobi jeprat-jepret itu.

Sementara aku dan kawanku yang lain sempat ragu, karena kita belum makan siang pdahal waktu itu sudah menunjukkan pukul 13.00 lebih. Kira-kira kuat atau tidak kita menanjak, sebab memang rugi banget kalau tidak melihat ada apa di atas sana.
Tanpa bertele-tele kami pun nekat mengikuti kawan kami yang sudah sejak tadi berjalan lebih dulu. “Wah kaget nih, lama ngga hiking mana tidak pakai pemanasan dulu,” ucapku pada kawanku yang sama-sama kelelahan. Di tengah keputusasaan, kami terkejut melihat mobil yang ditinggal di bawah bersama driver melaju kencang menghampiri kami. Fuih akhirnya bisa juga sampai atas, meski masih berjalan kaki lagi menuju gardu pandang. Angin yang berhembus tanpa ampun di atas membuat kami kedinginan apalagi jaket saya tertinggal di mobil.

Rasa lelah kami terbayar begitu sampai ke puncak gunung gambar. Sayang juga tidak bisa dinaiki karena batu-batunya licin. Tidak jauh dari puncak juga terdapat tempat pertapaan Raden Mas Said atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pangeran Samber Byowo selama berperang melawan belanda. Menurut sumber, syahdan di tempat itu beliau duduk di atas batu dengan nama Watu Kong yang hingga kini masih Nampak di Gunung Gambar. Batu itu menjelma sebagai saksi beliau dalam menyususn strategi menyerang Belanda. Tak lama kemudian beliau menjadi penguasa Mangunegaran Surakarta dengan gelar KGPPA Mangkunegara I.

Dari puncak Gunung gambar yang merupakan obyek wisata spiritual yang berada di Desa Jurangjero, Kecamatan Ngawen ini kita dapat menikmati keindahan Rawa Jombor di Klaten dan genangan Waduk Gajah Mungkur secara samar di Wonogiri. Tapi kami kurang beruntung karena cuaca saat itu mnedung jadi kami hanya menikmati view hijau yang langka di Gunungkidul. Konon banyak warga yang bertapa di lokasi pertapaan Raden Mas Said, terbukti dengan adanya tas punggung, botol air mineral dan sandal jepit yang ditinggal di gardu pandang.

Potensi Gunung Gambar terus dikembangkan dengan berbagai fasilitas pendukung untuk memudahkan para pengunjung dalam menikmati pemandangan di sekitarnya. Berjarak 39 Km dari kota Wonosari atau 70 Km dari kota Yogyakarta, obyek wisata ini bisa dicapai dengan segala kendaraan. Dengan kelengkapan toilet, jalan setapak dan gardu pandang serta jalan setapak menuju ke bekas pertapaan Pangeran Samber Nyawa, Obyek wisata ini bertambah nyaman untuk dikunjungi.

Kesenian khas yang menarik di daerah ini adalah kesenian “Rinding Gumbeng” yaitu kesenian dengan menggunakan alat musik dari bambu kecil yang sederhana, namun apabila dimainkan akan muncul suara musik yang bagus, enak didengar dan sangat khas. (*)

1 komentar:

  1. "Batu itu menjelma sebagai saksi beliau dalam menyususn strategi menyerang Belanda. Tak lama kemudian beliau menjadi penguasa Mangunegaran Surakarta dengan gelar KGPPA Mangkunegara I. "

    pada saat RM Said menjadi Mangkunegara I, pada saat itu ia tdk lagi memikirkan strategi perang melawan beladna.

    BalasHapus