Minggu, 28 Maret 2010

Sepatuku Sayang Sepatuku Malang



"Wah sepatumu ganti kulit ya mba," tanya seorang kawan di sore hari
sejurus kemudian aku langsung menoleh dan melihat tepat ke arah ujung sepatu berwarna coklat kusam, padahal tadinya ia berwarna gold dan meling-meling.
"hehe ini sepatu yang paling nyaman je," ujarku membela diri

Untuk urusan sepatu aku emmang jarang memperhatikannya, bahkan sampai sepatu tak jelas rupanya masih saja terpakai. Sampai suatu saat masku bilang bahwa ia prihatin sekali melihat sepatuku yang sudah tipis dan kalau berjalan terasa kerikilnya. Awalnya aku mengulur waktu karena aku masih merasa nyaman, namun saat kakiku menginjak batu yang rada tajam barulah aku mengiyakan ajakannya beli sepatu di salah satu pusat perbelanjaan di bilangan Sagan.

Aku bisa berlama-lama memilih sepatu karena ukuran yang tidak banyak (39-40), rata-reata sepatu cewek 36-38. Pastilah aku harus muter-muter mencari sepatu dengan harga terjangkau dan bagus dong tentunya, apalagi jari telunjuk kakiku lebih panjang sedikit dari jempol, membuatku lebih ribet lagi mencari sepatu yang tidak membuat kakiku sakit.

Saat pertama kali melihat aku langsung jatuh cinta dengan sepatu yang terkesan norak ini, memang sih awalnya karena tertarik dengan harga diskon yang ditawarkan. Jarang-jaranglah aku mendapatkan kesempatan langka diskon hingga 70 peren. Eits penampilan bukan jaminan, karena yang terpenting adalah kenyamanan jari kakiku yang mungil hehe narsis.

Betapa bungahnya aku menenteng sepatu bak cinderella, membayangkan busana apa saja yang match dengan sepatu ini, meski pada kenyataannnya sering aku paksakan cocok :).
Sepatuku ini akan menemani hari-hari yang padat dan harus sering kepanasan serta kehujanan karena sering outdoor.

Sampai akhirnya sudah 1 tahun lebih ia menemaniku. Wajar saja jika ia mulai ngambek dan perlahan melepaskan kulitnya yang meling-meling. Ia semakin protes waktu aku beli sepatu yang lebih kuat -oh maafkan bukan karena aku melupakanmu- tetapi justru aku tak ingin jika sering-sering memakaimu karena ingin menjaga kondisimu. Aku tetap memakaimu karena sepatu emas ini merupakan sepatuku yang paling special. Bahkan ketika hari hujan pun aku rela melepasmu dan tidak pakai sepatu agar kamu tak kena hujan.

Aku semakin tak tega lagi melihat sepatuku yang bisa dibilang tak berwujud cantik lagi. hampir di ujung sepatu sudah terkelupas, dasarannya hampir lepas tinggal mneunggu waktu, aksen besinya sudah hilang satu. Tapi kamu jangan khawatir ya sepatuku, sebisa mungkin aku akan tetap merawatmu, meski aku dikasih sepatu baru yang lebih berkilau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar