
Hari ini adalah keputusan tersulit dan dilematis yang pernah kualami. Tatkala prosesi pernikahan tinggal hitungan minggu, aku justru harus memilih antara karir dan prinsip.
Ya, pekerjaan yang aku geluti dan aku senangi selama ini ternyata hanya menjadi duri dalam daging. Pengabdian dan pengorbananku selama kurun waktu nyaris 2 tahun berakhir hanya dalam waktu 1 hari, saat tinta hitam menorehkan ungkapan tak bisa lagi bergabung.
Semua berpangkal dari kesalahpahaman yang terjadi antara aku dan manajemen perusahaan, sungguh-sungguh di luar logikaku alasan yang dibuat oleh perusahaan. Entah ada makna apa yang terkandung dalam isi surat itu yang jelas hatiku terlanjur sakit dan sukar sekali untuk menganggapnya tak ada. Kerja keras yang kubangun dan kupertahankan untuk perusahaan y ini pun seperti hancur berkeping-keping saat langkah kaki ini mengantarkanku ke ruang manajemen.
Tak ada sesal yang ada ialah rasa bangga yang membuncah karena pernah ikut membidani lahirnya sebuah majalah. Aku tak menyayangkan memang jika aku harus hengkang dari tempat ini atas dasar sebuah bangungan prinsip, tapi itu adalah pilihan dan aku sudah memutuskannya matang-matang.
Saat ini aku mulai menyiapkan amunisi untuk berperang alias mencari pekerjaan baru, entah jadi apa dan dimana yang terpenting mencari informasi sebanyak-banyaknya. Dalam waktu dekat aku akan menjadi salah satu penghuni daftar pencari kerja.
gambar diambil dari sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar