Senin, 14 November 2011

golden age

Ketika sepasang suami dan istri memutuskan untuk menikah, tentulah sedikit banyak mereka telah bertimbang pascamenikah dan menjadi orangtua. Sayangnya, mayoritas dari mereka hanya mengetahui cara mendidik anak secara umum, tidak mendetail.

Seperti misalnya, usia berapa kira-kira anak-anak sangat berpotensi untuk menerima stimulus dari orangtua. Mengapa orangtua? Karena orangtua punya peranan penting yang mendidik anak. Bayangkan saja selama 24 jam dalam sehari orangtua dan anak selalu berinteraksi. Jelas saja orangtua mempunya andil besar dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Para orangtua yang punya interest lebih pada kebutuhan anak nantinya dapat memiliki pengaruh yang sangat positif bagi mereka.

Sekitar 80 persen otak kanan berkembang pada periode yang kita kenal dengan golden age atau masa-masa keemasan, yakni usia 0 hingga lima tahun (kalau menurut konvensi internasional usia 0 sampai delapan tahun). Sayangnya pada masa “golden age” banyak orangtua yang merasa telat memberikan stimulus lantaran informasi mengenai hal tersebut kurang maksimal, padahal pada saat itulah otak anak berkembang sangat cepat sehingga informasi apapun akan diserap, tanpa melihat baik atau buruknya.

Nah, menyadari hal tersebut, sejatinya orangtua perlu mengakses banyak informasi mengenai usia emas dan tentu saja menerapkan metode yang cocok kepada anak. Karena melihat realita yang terjadi sekarang, banyak kasus dimana orangtua mengabaikan pendidikan di usia emas dengan alasan sibuk bekerja. Apalagi jika baru menikah, punya anak pertama lebih sering ditinggalkan karena rutinitas pekerjaan, sehingga pola asuh tidak berjalan mulus dan rata-rata justru dititipkan pada nenek atau bahkan babysitter.

Bayangkan jika ‘tugas’ kreatif tersebut diberikan begitu saja kepada orang-orang yang tidak mempunyai ikatan batin kuat layaknya orangtua dan anak. Bukan tidak mungkin anak-anak akan tumbuh ‘biasa’ dalam arti hanya sekadar tumbuh secara fisik, tetapi untuk bertumbuh kembang dengan sempurna tidak akan berlangsung maksimal. Orangtua adalah pendidik utama dan terbaik buat anak mereka.

Sebaik dan seprofesional apapun tenaga pendidik, program kegiatan dan fasilitas yang tersedia di Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB) atau Taman Kanak-kanak tak pernah bisa menggantikan sepenuhnya peran orangtua sebagai pengasuh sekaligus pendidik bagi anak. Untuk itu dibutuhkan peran orangtua yang akan menjadi aktor utama juga model yang dapat dijadikan teladan bagi anak.

Eh pada akhirnya semua kembali ke keputusan masing-masing kok, setiap orang tua pasti ingin yang terbaik buat anak mereka....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar