new home new hope

Rumah baru? siapa yang tak ingin punya baru, apalagi bagi keluar kecil yang sedang bersiap menuju ke arah sana, tentulah jadi dambaan. Memberikan ruang dan tempat yang terbaik bagi buah hati dan tentu masa depan yang jauh lebih baik.

Saat ini, mungkin masih mimpi. Namu entah beberapa tahun lagi semoga mimpi yang diawali dengan cinta ini bisa menemukan jalannya seiring usaha yang telah dilakukan.

New home a.k.a kontrakan baru, itulah yang saya maksud dalam tulisan ini. Ada banyak pertimbangan mengapa kami bermula jatuh-bangun mencari hunian sementara yang sesuai dengan standar utama: sirkulasi dan ventilasi yang baik, ruangan dan dapur yang cukup luas, dan lingkungan yang masih hijau.

Tak mudah mencarinya, padahal kriteria di atas adalah kriteria standar sebuah keluarga dalam mencari hunian yang ramah. Kami sampai berkeliling setiap weekend selama satu bulan, menyusuri jogja utara, selatan dan barat demi mencari rumah idaman itu. Di tengah kegalauan, kami membaca sebuah surat kabar yang berisi informasi mengenai info kontrakan. Tanpa pikir panjang kami pun segera mengunjungi dan jatuh cinta pada pandangan pertama.

Rumahnya sederhana bercat hijau terdiri dari ada teras, garasi, ruang keluarga, 2 kamar, dapur dan kamar mandi. Lingkungan belakang masih sawah dan kebun, cocok untuk lingkungan lil attar. Memang sih secara geografis makin jauh dari pusat kota dan akses2 yang tadinya cukup muda dijangkau. Tapi ini pilihan, kami bertahan di tempat yang lama tapi mengeluh sepanjang hari, atau di tempat baru mengeluh di awal karena proses adaptasi?

Semoga saja di rumah kedua kami ini menjadi jembatan sampai kemudian kami bisa memiliki sendiri rumah idaman kami, tak perlu yang besar dan mewah, terpenting adalah kami nyaman (homy) ada di dalamnya, dan menjadikan rumah sebagai tempat yang dirindukan.