Minggu, 18 Agustus 2013

lebaran dan maaf

Acapkali saya mendengar jika lebaran adalah wujud melebarkan hati dalam makna yang sebenarnya. Iya, melebarkan hati dari rasa sebal dan benci, rasa marah dan kecewa kepada siapapun yang pernah menyakiti kita. Melebarkan hati tidak bisa dipisahkan dengan adanya kata maaf. Tapi maaf yang bagaimana yang bisa melebarkan hati?

Seawam yang saya pahami bahwa maaf itu sifatnya sangat personal dan lahir dalam hati. Bukan sekadar pemanis bibir terlebih rasa sungkan, bukan pula karena permohonan pun paksaan. Bagaimana jika ada orang yang tidak memaafkanmu? Kita tak bisa memaksanya bukan meski kata-kata maaf sudah dilayangkan. Satu hal yang paling bisa dilakukan adalah menungggu sampai suatu saat mereka bisa memaafkan kita dengan tulus dan dari dalam hati. 

Tiba-tiba teringat sebuah idiom: Memaafkan tak akan membuat kita menjadi hina, Memberi maaf tak akan membuat kita menjadi jumawa. Memaafkan itulah yang paling mulia. Alangkah damainya jika sesama manusia bisa saling memaafkan. Sebab manusia tak luput dari salah dan khilaf. Sebab ada banyak cerita indah yang pernah terjali saat kedua orang berselilish yang sejatinya itu bisa menjadi pelipur rasa sakit.

Semoga ada banyak hikmah dan berkah yang terjadi pada momen lebaran ini. Hikmah untuk menjadi pribadi yang lebih sabar dan berkah dalam menjalani setiap lini kehidupan. 

#Renungan ramadhan saat perjalanan kereta Sancaka Jogja-Surabaya 


4 komentar:

  1. Seperti yang saya tulis di blog saya di sini mak:
    http://fardelynhacky.blogspot.com/2013/08/berkat-maaf-di-hari-raya.html
    Kadang memaafkan orang lain bukan karena mereka layak dimaafkan. Tapi kitalah yang layak mendapat kedamaian
    Salam kenal ya mak ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huaaa quotenya bagus maaak, saya panggil apa ini, saya buka blog mak kok ga bisa ya :( izin share quotenya yaaa, maturnuwun dan salam kenal juga ya maak

      Hapus
  2. Setuju akan pernyataan : Memaafkan tak akan membuat kita menjadi hina, Memberi maaf tak akan membuat kita menjadi jumawa. Memaafkan itulah yang paling mulia

    BalasHapus
    Balasan
    1. salam kenal mba santi, makasih ya sudah berkenan mampir :)

      Hapus