Senin, 18 Juli 2016

Deret Asa di Hari Pertamamu Masuk Sekolah

Dear Attar....

Hari ini jagat maya ramai menampilkan foto-foto euforia saat para orangtua riuh mengantarkan anak-anak mereka ke sekolah, mulai dari foto, ekspresi kebahagian dan pernak-pernik sekolah. Sejak kemarin bunda menguatkan hati untuk melihat parade foto itu, Nak. Sebab bunda tak kuasa menahan kesedihan manakala menghadapi kenyataan tahun kedua tak bisa mengantarkanmu sekolah. Tahun lalu saat masuk ke TK A kamu diantar oleh Mbah Kakung, tahun ini saat kamu sudah TK B diantar oleh Ayah.

Maafkan Attar...

Mungkin klise nak, Bunda hanya bisa menulis bercampur getir minta maaf padamu karena tak jadi bagian dari mereka yang dengan penuh sukacita dan excited saat mengantarkanmu ke sekolah, bahkan peran bunda pun tak ada apa-apanya saat kamu masuk kelas TK B. Apa yang sedikit Bunda lakukan mungkin tak bisa memberikan bekas ingatan di kepalamu.

Dear Attar...

Kelak suatu saat nanti kamu dewasa dan membaca tulisan ini, kamu akan mengerti bahwa deretan alasan yang Bunda berikan -yang tak akan cukup- akan tetap bunda tuliskan. Tahukah Nak, bahwa seorang dokter tak bisa mengobati dirinya sendiri, bahwa seorang bidan belum tentu bisa melahirkan sendiri dan seorang tukang cukur belum tentu cekatan memotong rambutnya sendiri.

Begitulah Nak, seorang pewarta belum tentu bisa melakukan apa yang ditulisnya. Saat Bunda begitu semangat menuliskan manfaat hari pertama masuk sekolah jika diantarkan orangtua. Bunda ternyata tidak bisa melakukannya. Semoga ya Nak, semoga apa yang bunda sampaikan bisa menggugah banyak orangtua, masih sedikit bisa memberi manfaat yang suatu hari nanti -mungkin-bisa membuatmu bangga.

Baiklah Nak, di tengah gempuran tulisan yang masuk, saat bunda dapat jawaban dari wali kelasmu kalau kamu sudah bisa beradaptasi dengan baik di hari peratama, ikut menyanyi dan menggunting kertas, bunda turut bahagia membacanya. Semoga selalu semangat menuntut ilmu, menemukan hal baru setiap harinya bersama dengan guru-guru dan teman-temanmu.

Akh Bunda malah jadi baper lagi saat teringat dua tahun lalu mengantarmu pertama PAUD, bukan cuma ekspresi bahagiamu, bahkan apa yang kamu pakai bunda masih sangat ingat, bunda selalu detail bikin kamu tampil menarik hehe. Selamat Belajar Sayang, doa Bunda tak pernah henti untukmu.

Salam Sayang
Bunda

1 komentar: