Pascalebaran yang penuh kesibukan dan euforia saya akan ajak Pencerita untuk refresh sejenak menikmati keindahan Dusun Ketingan, Sleman yang dihuni oleh makhluk langka. Konon, burung-burung itu merupakan peliharaan sang raja. Saya sempat mengira kalau Sleman tuh hanya terkenal oleh Gunung Merapi, Kaliuran dan Mbah Marijan, ternyata punya kurang lebih 30 desa wisata (alam, hewan, dan kerajinan).
Ok, guys selamat membaca, sambil ngopi juga boleh.
Lembayung senja yang merekah di langit lepas, tampak kemuning begitu eksotis bak lukisan dewa membelah angkasa. Tidak lama kemudian muncul sekawanan burung kuntul dan blekok dengan riangnya terbang dan hinggap di dahan pepohonan yang menjadi sarangnya
Burung-burung itu telah mencipta ruang yang indah dan damai di Dusun Ketingan, membangun populasi sejak tahun 1997 hingga membuat dusun Ketingan terkenal dan diresmikan sebagai desa wisata fauna pada tahun 2002. Habitat burung kuntul dan blekok yang berkembang biak dan menetap di dusun ini menjadi pemandangan tersendiri yang memang dicari. Burung-burung kuntul dan blekok itu telah membangun habitatnya tanpa ada rekayasa dari tangan-tangan manusia, sehingga terlihat begitu alami dan menambah kekaguman pada Sang Maha Pencipta.
Mengapa dan bagaimana burung-burung itu akhirnya menciptakan ruang keindahan di dusun Ketingan? Ceritanya bermula sekitar tahun 1997, sebulan setelah Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Seultan Hamengku Buwono X, meresmikan bangunan gapura di dusun Ketingan, kami melihat ada satu hingga dua burung kuntul hinggap dan membuat sarang di pepohonan.
Peristiwa ini terus berlangsung hingga jumlah burung-burung semakin bertambah banyak. Setelah diamati burung-burung itu tidak hanya hinggap tapi juga berkembang biak sampai ribuan ekor memenuhi pepohonan (pohon mlinjo, pohon johar, pohon adem-adem ati, pohon bambu, pohon nangka dan pohon flamboyan) di seluruh dusun. Atas kejadian ini banyak masyarakat yang mempercayai kalau burung kuntul dan blekok adalah burung peliharaan Sri Sultan.
Ciri Khas Blekok dan Kuntul
Kuntul dan blekok adalah dua jenis burung yang keberadaannya memang mendominasi di Dusun Ketingan. Perbedaan yang terlihat dari kedua jenis burung ini adalah burung blekok relatif lebih kecil, bulu punggungnya berwarna hitam dan coklat didadanya. Sedangkan burung kuntul warna bulunya didominasi putih, tubuhnya agak besar dan mempunyai punggung berwarna jingga.
Siklus migrasi burung-burung itu terjadi pada pertengahan bulan September hingga pertengahan bulan November. Jadi, pada pertengahan bulan September burung-burung tersebut pergi ke luar daerah, kemudian pada akhir bulan November baru kembali lagi di Dusun Ketingan. Daerah sasarannya mencari makan sampai ke Ambarawa.
Populasi burung blekok dan kuntul di dusun Ketingan dari tahun ke tahun semakin bertambah, sehingga penduduk berusaha menjaga dan melestarikannya sebagai aset wisata alam. Pernah pada tahun 2005 terjadi angin kencang hingga banyak anak-anak burung yang belum bisa terbang berjatuhan sekitar 200 ekor lebih, lantas warga merawatnya hingga agar bisa kembali lagi ke habitatnya. Secara kebetulan waktu saya nongkrong di selokan Mataram, juga pernah melihat sekawanan burung Blekok dan Kuntul yang ingin pulang ke sarangnya.
Transformasi Desa Wisata
Desa wisata Ketingan kini menjadi tempat favorit dan surga bagi burung burung sejenis blekok dan kuntul, sebagai hasil transformasi dari sebuah kekuatan alamiah. Keberadaan burung blekok dan kuntul sebagai burung langka yang dilindungi mempunyai nilai dan manfaat positif bagi penduduk dusun Ketingan, baik dari aspek sosial, ekonomi maupun aspek yang lain.
Secara bersama-sama serta mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Sleman dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) mulai tahun 2002 Dusun Ketingan dicanangkan sebagai Dusun Wisata. Sejak itu mulai diberlakukan peraturan untuk tidak memburu burung-burung di dusun Ketingan. Interaksi yang harmonis serta kepedualian yang ditunjukkan penduduk dusun Ketingan terhadap burung-burung kuntul dan blekok menjadikan dusun ini masuk dalam dusun konservasi di Yogyakarta.
Menarik dan Nyaman
Sebagai sebuah desa wisata, dusun Ketingan memiliki beberapa fasilitas yang dibangun guna menunjang kenyamanan para wisatawan untuk berlibur ataupun untuk melakukan penelitian. Berbagai usaha lain pun terus dilakukan warga dusun Ketingan untuk memberikan kenyamanan bagi para tamu wisatawan, seperti penginapan yang disediakan di rumah-rumah warga sekitar. Dengan menginap di rumah-rumah warga maka para wisatawan dapat merasakan keramahan dan kehangatan warga dusun Ketingan. Selain itu juga dapat merasakan keasrian yang diciptakan dari suara jangkrik dan kemerlip kunang kunang yang tidak banyak ditemukan di wilayah perkotaan saat ini.
Untuk lebih mensukseskan dusun Ketingan sebagai desa kunjungan wisata, maka beberapa paket wisata beserta fasilitas yang menunjang dari sebuah wisata alam desa mulai ditawarkan. Paket wisata yang disuguhkan berupa wisata jelajah alam, seperti mengolah sawah, membajak sawah dan tegalan, menanam padi, juga disuguhkan kesenian daerah, seperti gejog lesung, jathilan dan masih banyak yang lainnya. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar