Lewat reality show banyak hal yang bisa terungkap, mulai dari pengalaman masa lalu, kehidupan pribadi sehari-hari, ketidakpatuhan pada aturan, kejujuran, kemauan menolong orang lain, perselingkuhan, affair, keganjilan perilaku. Tak sedikit pula tim kreatif dan klien tentunya sengaja membuat adegan yang wajar menjadi sedramatis mungkin, agar penonton terbawa suasana. Bahkan acapkali sang MC mengomentari testimoni yang makin membuat penasaran penonton.
Jelas banyak tayangan reality show yang dapat menimbulkan efek kurang baik dan sengaja tidak diperhitungkan oleh pembuat dan tentu saja stasiun televisi. Salah satu dampak yang paling terasa ialah pada saat reality show mulai diperkenalkan oleh Uang Kaget, Lunas, Nikah Gratis, Toloong dan lainnya yakni semakin besarnya harapan untuk dibantu oleh orang lain, dalam hal ini oleh tayangan reality show. Beberapa kelompok masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, menganggap reality show sebagai ajang adu peruntungan. Tidak perlu banyak usaha untuk menyelesaikan masalahnya. Gejala ini mungkin sebagai akibat dari sasaran atau pelaku dalam reality show yang didominasi kelompok berpenghasilan rendah.
Berikut Daftar Tayangan Reality Show yang masih nongkrong di layar gelas:
1. Pacar Pertama (SCTV)
Acara ini membantu klien yang ingin bertemu dengan pacar pertamanya semasa sekolah dan tidak menutup kemungkinan juga niatan untuk balik lagi.
2. Backstreet (SCTV)
Acara ini membantu klien yang sudah tidak ingin menjalani hubungan backstreet lagi dengan pacarnya. Biasanya mereka menyembunyikan status tersebut entah dari ortu, kakak ataupun bahkan teman sendiri.
3. Cinlok (SCTV)
Acara ini membantu klien yang ingin dicarikan pacar. Sesi pertama acara selalu menghadirkan 1 pria atau 1 wanita yang mana akan dibawakan 2 wanita atau 2 pria untuk sang klien bisa memilih pada akhirnya. Dan yang terpilih di sesi pertama akan masuk ke sesi kedua dan akan dikenalkan lagi kepada 1 pria atau 1 wanita. Acara selesai setelah klien memilih siapa yang paling cocok untuknya.
4. Mak Comblang (SCTV)
Hampir sama dengan Cinlok namun bedanya di Mak Comblang di sesi pertama langsung ada 2 pria dan 2 wanita yang akan saling dipasangkan, lalu di sesi kedua, akan bertukar pasangan.
5. Cinta Monyet (SCTV)
Acara ini membantu klien yang ingin ketemuan dengan pacar masa sekolah nya, bisa pacar pertamanya, ataupun pacar yang dulu paling berkesan buat klien.
6. CLBK (SCTV)
Seperti judul yang bertajuk Cinta Lama Bersemi Kembali, acara ini dikonsep untuk klien yang ingin kembali dengan mantan pacar karena berbagai hal, alasan yang banyak diungkapkan sih karena masih sayang.
7. Mata-mata (RCTI)
Acara ini dipandu oleh 3 host yang akan membantu klien mengungkap keganjilan yang dia rasakan dari temannya, pacarnya, ortunya ataupun lingkungan kerjanya. Seperti misalnya, pada episode pertama Mata-mata, klien yang adalah karyawan di sebuah kantor swasta melaporkan teman kantornya yang nampaknya suka pergi saat jam kantor yang mana atasan mereka tidak mengetahuinya. Ataupun pada beberapa episode lalu ketika tim Mata-mata berhasil mengetahui bahwa pacar kliennya ternyata berselingkuh.
8. Orang Ketiga (Trans TV)
Dipandu oleh Bayu Oktara, acara ini membantu mengungkap seputar perselingkuhan dan sesuai nama acaranya, mereka membutuhkan ‘orang ketiga’ dalam hal ini pihak yang dekat dengan klien dan juga pihak yang dicurigai berselingkuh. Orang tersebut akan diberi pen cam sebagai alat untuk memonitor target.
9. Jika Aku Menjadi (Trans TV)
Acara ini menghadirkan realita masyarakat / orang-orang tak mampu yang berjuang dalam bertahan hidup. Di acara ini pula dihadirkan client yang ikut keseharian mereka dan turut mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang mungkin seumur hidup belum pernah mereka lakukan.
10. Termehek-Mehek (Trans TV)
Acara ini membantu klien mencari kerabatnya, temannya, pacarnya, atau siapapun yang hilang. Dipandu oleh Panda dan Mandala, Termehek-mehek katanya banyak disukai karena penuh dengan ketegangan. Yah tidak mengherankan, karena pihak yang hilang tersebut memutuskan disappear karena alasan tertentu, yang kadang-kadang alasan extreme. Seperti misalnya ketika ada klien yang mencari ayahnya, ternyata pada akhirnya ketahuan bahwa ayahnya adalah seorang gay.
11. Playboy Kabel (SCTV)
Acara ini dikonsep untuk menguji kesetiaan pasangan klien dalam mempertahankan hubungan mereka dengan menghadirkan seseorang yang berpura-pura mendekati apsangan klien. Parahnya, banyak pasangan klien yang tergoda dan akhirnya mereka malah ribut.
12. Bedah Rumah (RCTI)
Bercerita mengenai kondisi tempat tinggal klien yang notabene berasal dari kalangan keluarga tidak mampu. Rumah mereka direnovasi-meski tidak keseluruhan-dan perabotannya juga diganti yang model baru. Sambil menunggu rumah jadi mereka pun diajak singgah ke Hotel Berbintang. Setelah bedah rumah selesai, mereka langsung mengharu biru begitu mengetahui rumahnya jadi bagus, bahkas seringkali berterimakasih berlebihan hingga menyembah sang MC, Ratna Listy.
13. Kacau (RCTI)
Seperti judul acaranya, acara ini memang dikemas untuk mengacaukan acara atau event tertentu yang kebanyakan digelar oleh artis Ibu Kota. Beberapa orang yang terkait sudah diberitahu skenarionya agar bisa memainkan peranya dengan baik.
14. Hari yang Aneh (ANTV)
Seorang artis selama satu hari dipandu oleh MC dikerjai dari mulai melakukan aktivitas sampai selesai. Terakhir dipertemukan semua tim yang mengerjai. Alasannya acara ini untuk mengetes sang artis, suka marah-marah atau enggak.
15. My Special Date (ANTV)
Satu lagi acara yang dikonsep bertemu dengan bintang idola, bedanya ada dua klien yang harus bersaing melalui tantangan yang disetting oleh sang MC untuk dapat bertemu dengan idola mereka.
16. Pacar-ku Usil (ANTV)
Ada-ada saja, setelah booming reality show tentang perselingkuhan muncul pula acara yang berkonsep mengerjai pasangannya sampai ngambek dalam satu hari.
Diantara sekian banyak reality show yang mengekploitasi “aib” atau masalah pribadi yang tak sewajarnya diecpose publik, pengakuan bagus layak diberikan kepada 3 acara televisi yang berhasil menguak realitas tanpa pilih kasih tentang perilaku bangsa ini, mulai dari pemerintah hingga masyarakatnya. Seringkali bangsa ini hanya dipameri kesalahan pemerintah semata. Seakan-akan rakyat berada pada posisi tertindas dan terzalimi. Padahal, itu tidak sepenuhnya benar. Bangsa ini bukan lemah pada pemerintahan, namun juga lemah pada kepatuhan warganya.
Acara tersebut juga memberikan sekelumit kisah di luar sana yang selama ini hanya bisa berkibar di ranah diskusi warung kopi. Ini dia:
1. Snapshot (Metro TV),
Snapshot menayangkan perilaku pengendara motor yang menggunakan jembatan penyeberangan di jalan Gatot Subroto untuk menyeberang berikut sepeda motornya. Saat ditanya alasannya, jawabannya beragam. Ada yang bilang, mumpung tidak ada polisi. Ada yang bilang sebenarnya jembatan itu untuk sepeda motor. Ada yang bilang biar cepet, dan masih banyak lagi. Yang lucu, ketika ditanya kalau ada polisi disitu, apakah tetap mau menyeberang, jawaban mereka sama, yaitu tidak.
2. Mata Kamera (TV One)
Menayangkan tentang pungutan yang dilakukan petugas keamanan sebuah pasar, dimana setiap kendaraan yang masuk diminta uang yang disebut "THR Jalanan". Saat ditanya uang itu untuk apa, mereka menjawab untuk membayar THR petugas. Saat menyadari mereka sedang berhadapan dengan wartawan, mereka langsung mengatakan bahwa pungutan tersebut sifatnya sukarela. "Kalau tidak diberi, ya tidak apa-apa," kata mereka saat itu.
3. John Pantau (Trans TV)
Ada pula potret sikap masyarakat yang lebih memilih "kucing-kucingan" dengan aparat ketimbang dengan peraturan itu sendiri. ditayangkan episode tentang warga yang menyeberang jalan tidak menggunakan jembatan yang berada tidak jauh darinya di wilayah Blok M, Jakarta Selatan. Alasannya lagi-lagi banyak. Ada yang bilang jembatan itu diperuntukkan khusus untuk pegawai kejaksaan agung yang lokasinya dekat dengan jembatan itu, hingga alasan capek kalau harus naik-turun tangga.
John Pantau juga pernah "menangkap basah" seorang petugas polisi yang tidak memiliki SIM, mengendarai motor dinas tanp spion, dan lampu tidak menyala. Padahal, ketika ada pengendara yang melakukan hal tersebut, dia akan jadi santapan empuk bagi petugas polisi. Namun, alasan yang diberikan oleh polisi itu ketika ditanya mengapa tidak mematuhi peraturan, adalah sebagai berikut: - SIM, ketinggalan - Motor tanpa spion, dari kantor sudah seperti itu kondisinya dan tidak ada anggaran kantor untuk beli spion - Mengapa motor tetap dibawa, karena akan diservis di dekat situ. Untungnya, John Pantau mengemas acaranya dengan format humor, sehingga petugas polisi itu tidak tersinggung. Mudah-mudahan polisi itu tidak juga kehilangan rasa malunya.
Tayangan seperti yang dilakukan oleh ketiga acara tersebut layak diacungi jempol. Unsur dramatisasi ala sinetron nyaris tidak ada. yang ada justru spontanitas, kejujuran, dan kenyataan yang seakan lama terbungkus. Padahal, kejadian-kejadian yang ditayangkan itu sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu juga tidak "pilih-kasih" dalam mengkritisi jalannya pembangunan di negeri ini. Bukan cuma perilaku aparat pemerintah, namun perilaku warganya pun dibuka secara gamblang. Spontanitas seperti itulah yang diperlukan untuk menyadarkan bangsa ini dari buaian sinetron televisi yang hanya mengejar rating, iklan, dan uang. Inilah Reality Show Sesungguhnya.
Masih ada lagi reality show bergenre ajang pencarian bakat, akan ditemukan sebuah fenomena menarik. Bagaimana tidak karena tayangan ajang pencarian bakat ternyata memiliki durasi panjang, rata-rata 4 jam, bahkan pernah mencapai 6 jam. Tidak hanya itu, tayangan tersebut bukanlah merupakan acara taping (rekaman), tapi live (langsung) dari studio. Mulai dari Super Selep Show, Mamamia, Supermama Seleb Show, Star Dut, KDI, Idola Cilik dan lain-lain.
Memang kesuksesan reality show pencarian bakat itu tidak terlepas dari sifat dasar manusia yang ingin mengidolakan maupun menjadi idola karena adanya globalisasi budaya khususnya pop culture (budaya populer) yang melanda dunia termasuk Indonesia. Globalisasi pop culture itu terjadi berkat kemajuan teknologi komunikasi yang bermula sejak abad ke-20 seperti radio, televisi hingga internet. Begitu banyak pengertian tentang pop culture namun secara sederhana dapat didefinisikan sebagai budaya komersial yang disukai, diproduksi secara massa dan diikuti oleh massa pula. Munculnya pop culture itu tidak bisa dihindarkan lantaran adanya perubahan sosial yang dihasilkan kemajuan industri. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar