Rabu, 11 Februari 2009

Berburu Jajanan Pasar

Berkunjung ke pasar, tak lengkap rasanya jika belum membawa oleh-oleh berupa kue-kue basah yang biasa disebut jajanan pasar. Selain enak dimakan dan untuk kebutuhan berdagang -karena terbuat dari bahan alami- sebagian kue-kue basah itu hingga kini masih sering digunakan untuk merayakan ritual upacara tradisional baik oleh komunitas spriritual maupun Keraton Yogyakarta.

Cobalah kunjungi Pasar Kranggan yang terletak di Poncowinatan, di sana banyak terdapat kue-kue basah tradisional dan tentunya membuat kita yang belum pernah makan jadi penasaran ingin mencoba. Tapi jangan sampai kesiangan sebab biasanya jajanan pasar cepat habis.Para pedagang biasanya berjualan pukul 05.30 sampai jam 11.00.

Pertama, kita mencicipi kue lopis yang terbuat dari tepung ketan kemudian disiram sirup gula jawa dan parutan kelapa yang disuguhkan dalam lipatan pincuk (daun pisang-red).Masih dalam satu sajian, biasanya lopis ditemani oleh gatot dan thiwul yang terbuat dari ketela, cenil dari tepung kanji warna-warni, ketela yang ditumbuk, semuanya khas Gunungkidul. Salah satu pedagang di Pasar Kranggan, Ibu Warnoutomo yang sudah berdagang selama 27 tahun (cukup lama bukan) mengatakan dagangannya akan laris jika tidak hujan. Meski usia Ibu Warnoutomo tidak hijau lagi, dirinya tetap membuat sendiri kue-kue tersebut.

Masih ada lagi jenis kue basah sangat dikenal yaitu wajik, terbuat dari ketan kukus yang dicampur dengan gula. Mulanya, gula yang digunakan adalah gula merah sehingga menghasilkan warna coklat. Namun, muncul variasi lain yang menggunakan gula pasir dan daun pandan sehingga tercipta wajik berwarna hijau. Hingga kini, wajik masih sering kita saksikan pada upacara Tumplak Wajik yang berlangsung menjelang perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW. Adapun salah satu pedagang yang berjualan wajik, jadah manten, gethuk, dan jenang dodol selama 32 tahun di Pasar Kranggan ialah Ibu Mulyosudarmo.

Kalau telaten mengelilingi pasar, kita juga akan menemui kue basah yang namanya cukup unik, yaitu jadah manten jadah pengantin-red)). Kue itu terbuat dari beras ketan yang dikepal dan diisi dengan daging ayam atau abon sapi. Bagian luarnya digungkus dengan campuran tepung terigu dan telur, kemudian diapit dengan dua bilah bambu tipis. Ada lagi kue ku terbuat dari tepung ketan, apem dari tepung beras,gula merah dan telur yang kemudian diberi ragi, mata kebo dari tepung beras dan masih banyak lagi.

Seluruh kue-kue basah jajanan pasar itu bisa dinikmati tanpa merogoh kocek yang mahal. Satu kue basah biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 600,00 hingga Rp 2.000,00. Untuk getuk, lopis dan cenil, diasanya dijual per bungkus dengan harga berkisar Rp 1.500,00 hingga Rp 3.000,00. Beberapa pasar yang banyak menyuguhkan jajanan lainnya adalah Pasar Beringharjo, Pasar Kotagede, Pasar Giwangan dan Pasar Demangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar