Minggu, 15 Februari 2009

Siasat Saat Krisis

Pada ngerasa gak, akhir-akhir ini biaya hidup makin mahal, bahkan kadang-kadang gaji satu bulan tak cukup untuk menutup kebutuhan. Tidak hanya saya yang merasakan, teman-teman kost yang masih dapat kiriman juga ikut merasakan uang kiriman selalu saja minus. Duh bagaimana ini padahal bensin sudah turun tapi kok tidak diimbangi dengan harga kebutuhan pokok yang makin melambung ya. Mulai dari gas, galon air mineral, kost, sabun, shampoo, pasta gigi, mie instant, telur, tepung, beras, minyak goreng, sayuran, cabai dan seabrek kebutuhan primer lainnya.

Semoga trik di bawah ini bisa menambal kantong yang makin jebol.

1. Kurangi membeli barang-barang yang boros
Kalau biasanya kita membeli barang-barang kebutuhan dengan merek yang terkenal, sekarang coba deh turunin standar harga. Misalnya yang biasanya pakai sabun cair satu bulan bisa beli dua kali, beralih ke sabun batangan yang relatif lebih hemat. Terus yang biasanya nyetrika pakai pelicin pakaian, sekarang coba pakai pewangi pakaian yang biasanya dipakai untuk bilasan akhir mencuci, dijamin lebih tahan lama wanginya dan ketika mencuci tak perlu pakai pewangi lagi.Minimalisir beli tissue, beralih-lah ke sapu tangan yah itung-itung mengurangi sampah gitu.

2. Masak sendiri aja
Well, ini emang agak ribet buat kamu-kamu yang terjebak dari rutinitas. Tapi ga ada salahnya dicoba bukan? Sekadar berbagi pengalaman. Bayangin deh kita makan di luar untuk tiga kali makan, mulai sarapan pagi, makan siang dan makan malam bisa menghabiskan rata-rata kalau sekali makan plus minum Rp. 8.000,- berarti total dalam sehari Rp. 24.000,-.
Sementara kalau kita masak taruhlah beras 1 kilo Rp. 5.000,- bisa untuk tiga hari jadi alokasikan sehari Rp 2.000,- minyak goreng Rp. 2000,- bisa dipakai tiga kali jadi anggaplah kita memakai Rp. 1000 dalam sehari, bumbu meliputi cabe dan kawan-kawannya Rp. 2000,- bisa dipakai tiga kali jadi kita ambil Rp. 1000,- hari. Terus untuk bahannya misalnya kita mau masak kangkung tiga ikat Rp. 1000,- lauknya ayam goreng Rp. 5000,- sudah dapat lima potong. Nah dijumlah deh, totalnya kita makan dalam satu hari kalau masak hanya menghabiskan Rp.10.000. Terus untuk elpijinya yang tiga kilo sekali isi ulang kalau dipakai sendiri bisa satu bulan lebih Rp. 14.000,-.

3. Little stuff means a lot
Seringkali kita tidak merasa keluar uang banyak untuk sekadar beli rokok, beli cemilan, gorengan, bubur kacang ijo, mie rebus atau sekedar ngopi dan ngeteh di luar. Wajar jika kita lupa karena jumlahnya kecil dan sudah menjadi kebiasaan. Bahayanya adalah karena menjadi kebiasaan sehari-hari maka kita lupa bahwa jumlah yang kecil tadi jika kita kalkulasi dalam setahun jumlahnya jadi besar juga. Padahal kalau buat sendiri jauh lebih irit. Misalnya beli teh di warung rata-rata sudah Rp 1000 kalau buat sendiri, teh celup yang isi 10 cuma Rp 1000 bisa diminum 10 kali dan gulanya Rp. 3000. Lumayan kan setengahnya. Tapi kalau niatnya nongkrong lain lagi ceritanya.

4. Manfaatkan Barang Lama
Seringkali kita keburu membeli barang-barang baru tanpa terlebih dulu, memikirkan penggunaannya. Kenapa ga kita coba bongkar-bongkar lemari, kali aja kita menemukan pakaian jadul atau punya ortu kita yang dah terpakai. Terus kita mix and match dengan pakaian kita sekarang, apsti ada deh yang cocok. Begitu pula tas dan sepatu jika masih bagus dan kita nyaman memakainya kenapa harus beli yang baru.

5. ATM bukan uang lebih
ATM seringkali membuat kita lebih kaya daripada yang sebenarnya. Limit ATM membuat kita serasa mempunyai uang tunai lebih. Padahal limit ATM masih dipotong bunga. Kalau ambil ATM jangan langsung semua, bisa habis ludes nantinya. Simpanlah ATM untuk keadaan darurat.

6. Miliki dana cadangan
Kadang-kadang walaupun orang sudah mempunyai anggaran belanja, tetap saja kebobolan. Hal ini biasanya karena ada pengeluaran tidak rutin atau tak terduga yang tidak terdapat dalam anggaran. Misalnya ada saudara pinjam uang, memberikan hadiah ulang tahun, sumbangan pernikahan, dan lain-lain. Makanya kita mesti pikirkan juga tuh dana tidak terduga dan unpredictable.

7. Beli barang yang prioritas
Bedakan antara keinginan dan kebutuhan. Cobalah membeli barang yang memang dibutuhkan lebih dulu. Barulah setelah itu - kalau memang masih diperlukan - membeli barang yang memang diinginkan. Ini karena - terlepas dari apakah membelinya di muka atau dibelakang, kita toh masih harus tetap membeli barang-barang yang dibutuhkan. Jadi, kenapa tidak memprioritaskan uang ke barang-barang yang memang dibutuhkan? Kalau kita mendahulukan membeli barang yang diinginkan, dan ketika tiba gilirannya harus membeli barang yang dibutuhkan, dikhawatirkan uang kita sudah habis.

8. Jangan membeli barang hanya karena iklan.
Cobalah untuk tidak membeli barang hanya karena terbujuk iklan, tapi karena kita memang mencari barang tersebut dan memang membutuhkannya. Iklan dibuat agar kita membeli, bukan untuk sekadar memberi kita informasi.Memilih tempat belanja yang tepat boleh jadi adalah langkah pertama untuk hemat berbelanja. Tapi bukan hanya faktor tempat yang bisa mempengaruhi hemat atau tidaknya shopping kita. Terkadang pemilihan waktu yang tepat untuk belanja juga bisa menjadi faktor yang menentukan.

9. Belanja di tempat Murah
Kalau saya ditanya dimanakah tempat yang paling hemat untuk belanja, saya tentunya akan menjawab, belanja di pabriknya langsung. Tapi sayangnya, hampir tidak mungkin belanja langsung ke pabriknya dan mendapatkan “harga pabrik” karena bagi pabrik hal itu tentunya tidak efisien untuk melayani setiap konsumennya di pabrik.
Cari tempat yang sedekat mungkin dengan pabriknya atau produsennya. Biasanya, semakin dekat dengan produsen akan semakin murah. Dekat disini tentunya bukan berarti jaraknya yang dekat, melainkan jalur distribusinya yang dekat. Dalam arti harga di agen atau toko grosir pasti lebih murah daripada harga di toko, dan harga di toko biasanya juga lebih murah dari harga di pengecer.
Satu lagi tempat belanja yang bisa lebih murah dari yang lainnya adalah kawasan belanja yang menjadi pusat penjualan suatu produk tertentu. Untuk kalian yang tinggal di Jakarta bisa ke pasar Tanah Abang untuk produk garment dan tekstil, dan kawasan Glodok untuk barang-barang elektronik. Sedangkan untuk mendapatkan handphone dengan harga miring, kita bisa datang ke Roxi sebagai pusat penjualan handphone.
Sementara di sekitar Yogyakarta mencari pakaian atau tekstil bisa meluncur ke pasar Beteng Solo, dan Pasar Beringharjo Yogyakarta. Kebutuhan pokok bisa didapat di grosir seperti makro atau indogrosir kalau mau eceran sih di pasar atau mini market yang menawarkan harga murah. Pengalaman saya kalau di Indomaret atau Alfamart jatuhnya lebih mahal. Nah bagi yang pengen hunting barang elektronik bisa ke Jogjatronik, Ramai atawa Jalan Gejayan dan Moses. Jangan khawatir kalau mau harga lebih jatuh di Jogja sering kok ngadain pameran. Mulai pameran buku, komputer bahkan kerajinan.
Pusat penjualan seperti diatas bisa menawarkan harga yang lebih murah karena bisa dikatakan sebagian besar pedagang berkumpul disana. Karena banyak pedagang, mau tidak mau mereka akan menetapkan harga semurah mungkin agar bisa bersaing dengan pedagang lainnya.
Untuk menentukan waktu yang tepat untuk belanja barang-barang tertentu, terkadang kita harus tahu musimnya. Contoh sederhana adalah ketika ingin membeli buah-buahan, produk ini harganya naik atau turun seiring dengan musimnya. Kalau kita ingin membeli buah-buahan, pilihlah buah-buah yang sedang musim. Biasanya pusat perbelanjaan atau toko menawarkan harga khusus untuk buah yang sedang musimnya.
Menurut pengalaman saya, ada satu kebiasaan dari pedagang yang unik dan bisa kita manfaatkan untuk mendapatkan barang bagus dengan harga murah. Yaitu kebiasaan untuk memberi penglaris dan penghabis untuk barang-barang yang bisa ditawar. Biasanya pedagang memberikan diskon khusus untuk konsumen mereka di pagi hari sebagai penglaris. Dan mereka juga terkadang memberikan diskon khusus untuk yang pembeli terakhir yang menghabiskan barang dagangannya di hari itu.

10. Rekreasi yang murah tapi bermanfaat
Wah, kalau yang ini sih bukan prioritas tapi kebutuhan tertier, yang menurut buku IPS jaman SD dulu tidak dilakukan tidak menimbulkan dampak yang signifikan. Tetapi ga bisa dimungkiri, rekreasi sesekali perlu diagendakan agar pikiran kita bisa sejenak lebih fresh setelah bergelut dengan aktivitas yang monoton.
Wisata yang murah ke tempat-tempat bersejarah atau alam. Kalau di Jogja terdapat banyak banget tempat wisata yang menambah pengetahuan kita. Misalnya kalau kita main ke Kotagede, kita sudah bisa jalan-jalan ke peninggalan Panembahan Senopati, Ki Ageng Pamanahan dan lainnya sekaligus mencicip kue kipo khas Kotegede. Belum lagi museum dengan tarif murah juga bisa kunjungi mulai dari Keraton, Sonobudo, Wayang, Perjuangan, Benteng Vredeburg, Pangsar Sudirman, Ki Hajar Dewantara dan masih banyak lainnya.
Kalau pengen menikmati alam pegunungan bisa ke Kaliurang, Kaliadem, Kalikuning, Bukit Patuk, Parangtritis, Baron, Samas, Glagah, Goa selarong, Goa Cerme dan masih banyak lagi. Atau pengen mancing bareng teman-teman juga bisa ke Purwomartani. Ya, kalau emang pengen berwisata ya jangan ke Mall, yang ada malah bikin kantong kita makin tipis atau paling banter ngiler mata gitu.

So, Selamat Mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar