Selasa, 30 Maret 2010

Tragedi Lemari Roboh

Semalaem capek..capek pulang kantor gerah n dah malem, aku ngebayangin habis ini nonton tv sambil makan puding coklat kesukaan ….what guess…?

Ketika aku menyalakan lampu kost, FYI kamar kostku tuh paling ujung dekat kamar mandi dan pintu keluar jadi bisa dibilang paling strategis sampe bikin mupeng temen-temen kost.

Betapa terkejutnya aku, lemari plastik berwarna putih campuran hijau corak bunga-bunga tengah sukses terjungkal ke lantai. Lemariku membentur televisi yang sudah pasang aksi mau jatuh, untung saja tidak jatuh bisa tambah mumet aku.

Segera kuberdirikan TV dan mencoba stop kontaknya, fuih Alhamdulillah normal-normal saja. Sepintas aku menghela nafas, dengan tubuh masih berkeringat aku bengong sambil berpikir apanya dulu yang harus kubereskan. Semua baju kerjaku bermekaran keluar, tas-tas jadulku teronggok tak berdaya, plus yang memalukan “jeroanku’ tak kalah start dengan kaos-kaosnya. Belum lagi barang-barang yang tadinya kuletakkan di atas almari juga berceceran memenuhi lantai kamarku yang sudah sempit bertambah sempit. Mulai dari kardus-kardus sepatu, tas kertas, kardus teko, boks bekas pelangkah, sampai koleksi koran lawas.

Hmm akhirnya lemariku yang kubeli BM alias second dari seorang kawan ini tak mampu lagi menanggung beban isinya yang menurutku sih memang sudah overwight. Apalagi umur pembeliannya juga sudah tergolong sudah lama September 2008…ow..ow tampaknya dia sudah lelah sampai rela menjatuhkan dirinya.

Tiba-tiba Pak Roni –penunggu kostku berujar “wah kamu ini ada-ada aja ulahnya, dah gak kaget lagi,”
Hmm tampaknya dia paham benar aku kerap bermasalah dengan kamarku sendiri, karena dia juga jadi saksi waktu pintu kamarku dijebol sudah ketiga kalinya. Ups malah jadi merekam jejak
“Ini sih asli gak sengaja Pak , aku pulang posisi lemarinya emang dah kaya gini hiks,” ujarku merengek

Meski meledek Pak Roni tetap mengampiriku dan melihat bagaimana kondisi lemari. Segera setelah kukeluarkan semua barang-barang berhargaku halah ngarang aje yang ada mah barang sehari-hari, Pak Roni pun turun tangan. Malangnya sampai bercucuran keringat kami juga tak sukses mendirikan lemari ke sedia kala. Apa sebabnya ada satu pengait yang hilang atau lebih tepatnya loncat entah kemana.

“Udah deh hubungi abang aja besok lagi,” ujar Pak Roni menyerah
“Iya pak kayaknya gitu aja deh,” jawabku hopless sambil berpikir tidur di mana aku malam ini. Kutengok tempat tidurku sama sekali tak ada celah, tiga tumpuk baju, jejeran baju gantung, tumpukan baju belum digosok…full sementara lantainya tak jauh beda.

Yah akhirnya malam ini aku gak mood baca, gak mood payet kerudung juga ga mood makan puding. Aku pun berteriak memanggil teman kostku..”Nar…aku ngungsi di kamarmu yaaaa”

Dalam hati aku masih bersyukur kok, lemari roboh saat aku kerja jadi tidak menimpaku. Coba kalau dibawahnya ada aku yang sedang asyik ngetik atau nonton…waduh apa jadinya lier euy katiban lemari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar