Minggu, 12 Juni 2011

laktasi oh laktasi

Pasca-melewati proses melahirkan yang bisa dibilang tidak mudah (kisah selengkapnya dhttp://www.blogger.com/img/blank.gif/bmi_orig_img/blank.gifi sini).

Ternyata masalah baru, ASI saya tak kunjung keluar setelah melahirkan, bukan hanya itu kondisi puting yang mendatar juga menjadi problem makin kompleks. Sontak saja waktu pertama kali lil'Attar latch on rasanya gak matep hanya menjilat-jilat karena bentuk puting tak keluar.

Segala macam cara dicoba demi mendapatkan ASIX yang sudah suami saya bicarakan ke bidan untuk tidak memberikan cairan apapun kecuali ASI pada bidan. Mulai dari makan daun katuk yang diberi oleh Eva (kawan yang sama2 menyusui), makan buah2an, minum jamu, air putih, menarik2 puting sejak hamil, mempompa payudara (dipinjamkan dari mba agnes). Tapi tetap saja sampai H+2 ASI belum juga keluar, padahal lil'attar belum dapat mimi juga. Makin desperate lah saya dengan kondisi ini.

Sampai di hari ketiga ASI yang saya dan suami harapkan optimis bisa keluar, tak kunjung keluar. Padahal hari ketiga kami berencana pulang dari klinik bersalin. Siang hari sewaktu lil' attar usai ganti baju, tiba2 bu bidan datang ke kamar -saat itu sedang ada beberapa kawan- kemudian menegur saya karena nekat memaksakan ASI padahal belum keluar sementarabayi segera butuh cairan karena sudah hampir tiga hari. Sontak saja saya terkejut mengetahu kata2 bu bidan selanjutnya yang bilang kalau lil'attar kuning, dehidrasi dan panas sampai 38,6.

Saya memandang lil attar dengan cemas dan sesak. Tuhan bagaimana ini, saya tak mampu mmberikan yang terbaik buatnya, sungguh tak bisa tergambarkan rasanya. Tak ada pilihan lain kami harus segera memutuskan untuk memberi susu yang bukan dari ASI. Bayangan ideal mengenai ASIX selama masa kehamilan runtuh seketika yang ada hanya bagaimana supaya panas lil' attar turun dan sehat kembali.

Alhamdulillah setelah mendapat susu formula perkembangan lil attar berlangsung membaik, panasnya mulai turun dari 38 sampai 36 di sore hari menjelang pulang ke rumah. Tapi saya tidak bisa menyembunyikan rasa sedih saya melihat lil' attar seperti itu, belum lagi perihnya jahitannya masih terasa membuat gerak saya terbatas.

Memberikan ASIX memang paling terbaik buat bayi, saya sangat setuju dan bahkan menganjurkan setiap ibu untuk menyusi bayinya. Namun, apabila ada kasus seperti saya, apa yang kalian lakukan? Pilihan yang tidak mudah, hati saya bergetar waktu lil' attar menghisap dot botol. Tapi saya harus semangat dan berjuang agar ASI saya cepat keluar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar