Kamis, 11 Juli 2013

Mulut dan Hati

Entah mengapa tercetus dengan dua kata itu malam ini, gegara mau garap kerjaan kemudian tergoda membuka film dan nontonlah saya film Arisan 2, kelanjutan Arisan 1 yang beberapa waktu lalu tayang. Dalam tulisan singkat ini saya sih tak hendak menceritakan atau mengulas isi dari film tersebut, hanya ada beberapa kalimat yang membuat saya tergelitik, sampai saya replay dan kemudian saya terhanyut dalam pikiran.

Kalimat itu datang dari Moli, salah satu pemeran pendamping yang bekerja sebagai bartender dan sama-sama pengidap cancer dengan bintang utama Meimei. Bedanya ketika Meimei masih dianggap belum stabil oleh guru meditasi sekalgus dokternya, Moli malah sudah bisa berdamai dengan penyakitnya. Sampai-sampai dia sering memberi support kepada Meimei, bahwa penyakit yang mereka derita adalah berkah hidup. Iya, saat orang-orang tak tahu kapan akan dipanggil, mereka justru sudah punya bayangan berapa lama akan hidup.

Nah, uniknya kata-kata penuh support yang begitu dianggap berharga oleh Meimei ternyata ditanggapi datar oleh Moli. She said, " Mbak, mulut kan hanya numpang lewat, kata-kata ya berasal dari hati". Terdengar jleb seperti langsung sampai pada sudut hati saya. Yess true, saya mengamini dalam hati. Lewat rekaman-rekaman kejadian yang saya lalui selama ini memang kalimat itu seolah mneyadarkan dan memberikan enlightment. 


Surely, saya sering terpedaya oleh mulut orang-orang, yang sangat terdengar manis, manis sekali tapi saya sesungguhnya tidak tahu isi hati mereka, seperti sebuah pepatah lawas, "dalamnya samudera dapat ditebak, dalamnya hati manusia siapa yang tahu" . Apalagi jika kita mendapati kenyataan yang dari orang lain, entah benar atau salah juga tak ada yang bisa menjawabnya. Kata-kata yang tulus memang dari hati dan terkadang tak bisa diungkapkan lewat mulut, ia hanya mengendap di ha
ti, entah mengapa tanpa alasan.

Mulut sejatinya adalah jembatan bagi hati untuk menyampaikan isi hati, namun adakalanya atau sering yang dismpaikan oleh mulut tak selaras dengan hati. Makanya ungkapan Moli di atas sangat berkaitan dengan realita yang terjadi, Jangan selalu anggap serius apa yang terungkap melalui mulut, karena hatilah yang paling jujur. Akh, betapa mulut sedari awal sudah punya image yang tak bagus, bukankah mulut sama-sama diciptakan pastinya untuk membawa kebaikan terlebih bagi sesama. Itu yang perlu kita renungkan bersama-sama.

Anyway ini bukan sekalinya saya sering tergelitik dengan beberapa dialog-dialog yang ada dalam film, itu mengapa kemudian film bisa mewakili perasaan selain buku tentunya. I love movie.

Selamat berakhir pekan dan selamat nonton everybody :) pssst postingan saya kali ini tak perlu dibawa serius ya, just show must go on :P

Gambar diunduh dari sini 

2 komentar:

  1. Sama mbak, saya juga seneng bgt nonton film yang banyak kata-kata jleb kayak begitu, :D

    BalasHapus