Satu
per satu tahapan tumbuh kembang attar mulai kami antar. Setiap tahapan punya
cerita masing-masing, unik, khas dan tentu saja selalu buat kangen. Tahapan
yang kerapkali
membuat drama adalah Toilet Training atau TT yang lazim dikenal di kalangan
dunia tumbang anak-anak. Dan, saya pun mengamini bahwa proses TT merupakan
salah satu proses yang membuat emosi sekaligus fisik kami terkuras.
Tapi
jika suatu ketika kita menemukan si anak dengan tanpa bebannya berjalan atau
bahkan berlari menuju kamar mandi, lalu melepas celana untuk pipis, byaaar
segala rasa dramatis hilang, pupus berganti dengan rasa sukacita yang
menyenangkan.
Demikian
juga cerita proses TT attar. Kami memulainya cukup jauh dari usia 1 tahun,
tepatnya usia 18 bulan hihihi lama ya, memang sengaja. Kami bertimbang bahwa
usia 18 bulan
menurut sejumlah cerita yang kami baca adalah masa-masa dimana anak sudah mulai
belajar mengontrol hasrat pipisnya. Tapiii itu kan teorinya ya, kenyataannya
tidaklah semudah membaca teori bukan.
Masa-masa
TT attar mulai kami sounding setiap mau bobo malam atau siang, bahasanya
sederhana saja, seperti ayo anak pintar sudah mau jadi anak gede nih kalau
pipis di kamar mandi ya, sudah seringnya itu saja tapi lumayan sering di
sounding. Selain itu juga pakai cara bercerita kalau mau tidur, biasanya saya
suka cerita pangeran kecil yang ada di aquarium yang pipis mengeluarkan air
mancur.
Yess,
cerita saya mulai mengena karena attar sudah mulai paham kalau dirinya pipis
maka seperti mengeluarkan air mancur, dan dia sangat amazed dengan air mancur
meski itu berasal dari pipisnya hehehe. Beberapa hari efektif untuk menstimulus
attar ke kamar mandi untuk pipis, sambil ketawa-ketawa bilang: ain ancun undaaa
ain ancun.
Meski demikian masih sangat sering kebobolan
pipis di lantai atau i kasur saat tidur. Tapi saya bertahan untuk tetap
membiarkan attar pakai celana rumahan, tak peduli berapa celana yang kotor, tak
peduli berapa sering kami ngepel lantai yang basah, mengganti sprei yang basah
dan tak peduli berapa kali seminggu mencuci.
Bagaimana
dengan manajemen pipis saat tidur? Ini dia yang selalu jadi PR, tak mudah merau
bahkan dengan jurus macam-macam mengajak attar pipis di kama mandi. Okelah
kalau mau bobo masih bisa diajak “ngobrol” supaya mau pipis dulu sebelum bobo.
Tapi kalau sudah ngelilir –artinya waktu pipis- belum tentu cara ngobrol
menjadi efektif.
Namanya
juga setengah gak sadar, yang ada malah
bikin heboh tengah malam, nangis. Sampai kebayahan kami menemukan waktu
yang pas agar moment ngeliir bisa jadimomen yang juga sama-samamenyenangkan
untuk ke kamarmandi. Pernah sampaimau pipisdalam keadaan ngantuk banget tapi
menjadi cerah bersinar usai dari kamar mandi, dan bisa ditebak malah mengajak
kami bermain di tengah malam.
Momen
bepergian tak jarang kami jadikan semacam tes. Jadi kami mulai nekat mengajak
attar eluar tanpa diapers/clodi, hanya pakai celana dalam dan celana luar. Kami
tetap bawa cadangan clodi tapi dalam tas, dipakai jika benar-benar dalam
keadaan mendesak. Jam pipis tetap berlaku meski sedang keluar, bagi kami TT
sambil bepergian adalah salah satu tahapan yang juga harus dilalui. Meski
tantangan lebih besar karena tak jarang pula kami alpa mengingat jam pipis
attar.
Nah
sebagai tambahan berikut tips sederhana dari ayah attar:
1. Tidak membiasakan, sejak bayi
pakai diapers atau clodi jika tidak dalam keadaan insidental atau bepergian
2. Memanage jam pipis anak,
kitalah yang paling hafal berapa kali sehari pipis, per berapa jam. Awalnya
sering kecele tapi lama-lama bisa ngepasin
3. Bergantian bangun tengah
malam saat anak ngelilir dan membujuk –tanpa dipaksa- agar mau ke kamar mandi
Well
cerita di atas adalah bagian dari usaha, seringkali kami capek atau bahkan
malas, manusiawi bukan. Jadi saling mendukung dan menguatkan adalah jalan
keuluar yang kompromis, jika saya down si ayah yang berperan pun sebaliknya.
Jangan pula berpatok pada waktu, tak perlu menargetkan usia berapa anak bisa
lulus TT, yang lebh penting adalah anak ke kamar mandi karena memang sudah jadi
kebutuhan, bukan lagi keterpaksaan.
Saat yang dinanti pun tiba, pagi penuh kejutan tepat di usia 23 bulan menjadi sakral bagi kami, karena anak manis ini sudah
bisa ke kamar mandi sendiri buat pipis, tanpa kami ingatkan. Sekarang kami
bebas jalan-jalan bahkan sampai luar kota tanpa diapers atau clodi.
Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar