Minggu, 31 Agustus 2014

Ketika Pesta yang Berakhir Dimulai Kembali



“Jika kau tak punya kenangan, meski di dalam hati pun kau takkan bersamanya. Tapi, walau jika yang kau miliki hanya kenangan, kau bisa bersama selamanya” (anonim)

Siapa yang tak rindu mengumpulkan serpihan kabar teman-teman satu per satu bukan hal yg mudah meski itu semua diawali dari satu-dua orang kawan yg lebih dulu bertemu. Siapa yang tak rindu, jika 16 tahun tak bersua tak bisa dijadikan alasan yg kuat. Lapis demi lapis terbuka hanya untuk mencari teman-teman yang dulu pernah berbagi bersama. Dalam ruang yang disebut sekolah masa menengah pertama.

Ya, mungkin kita semua tak sekarib sekarang-sekarang ini, mungkin masih ada semacam cerita yang belum selesai atau drama kemarahan yangg belum berujung di waktu yg hanya 3 tahun itu. Tapi setelah 16 tahun rasanya hal-hal yang dulu kita anggap sesuatu yg menyebalkan berbalik menjadi kerinduan yg dalam. Dan bahkan tak selesai dengan kata rindu.

Semua memang berubah, kita semua berubah, masing-masing telah menemukan jalan hidupnya sendiri, bagaimanapun ceritanya, tapi yang abadi bukankah perubahan itu sendiri, teman? Sekali lagi aku memercayai jika jodoh dimaknai dgn bahasa universal, maka pertemuan kita dalam acara temu alumni yang masih hitungan bulan lagi adalah sebagai jodoh.

Pernah dengar ucapan klasik: "Tak ada pesta yang tak berakhir" Begitu pun dengan pertemuan tanpa perpisahan. Kita pernah dipertemukan saat di abngku SMP, lalu dipisahkan. Namun, setelah 16 tahun ada jalan yang membuat kita bertemu kembali. Benarkah jika pesta sudah benar-benar berakhir? 





“Pertemuan tidak ternilai, karena ia seharga takdir itu sendiri. Dan bagaiamana mungkin kita sanggup memberi harga kepada takdir” (anonim) #cka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar